Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Termakan Hoaks Lewat Whatsapp, Warga Kolombia Keroyok Tahanan hingga Tewas

Kompas.com - 30/10/2018, 10:02 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Daily Mail

BOGOTA, KOMPAS.com - Pesan berantai melalui layanan pesan instan WhatsApp tentang hoaks penculikan anak berujung pada tewasnya sejumlah orang di India.

Warga yang termakan isu melakukan pengeroyokan terhadap seseorang yang dicurigai sebagai penculik anak-anak.

Kini, fenomena itu menyebar di Bogota, Kolombia. Seorang pria tewas dan dua lainnya terluka karena karena dituding sebagai penculik anak pada Jumat lalu.

Daily Mail mengabarkan pada Senin (29/10/2018), massa mengeroyok ketiganya tanpa ampun, bahkan 8 polisi harus terluka saat berupaya mengamankan situasi.

Baca juga: Dua Bulan Terakhir, Penyebaran Hoaks Sebabkan 20 Warga India Tewas

Awalnya, polisi menahan ketiga pria yang dikeroyok untuk kejahatan yang berbeda. Kemudian, polisi sedang dalam perjalanan untuk memindahkan mereka ke pusat komando, namun warga menyerang mereka dan ketiga tahanan tersebut.

Korban tewas diidentifikasi sebagai warga negara Venezuela yang meninggal di rumah sakit di kota Ciudad Bolivar.

Dua tahanan lainnya adalah warga Kolombia, kini sedang dalam masa perawatan. Identitas atau kejahatan mereka tidak diungkap oleh polisi.

Dalam rekaman video yang beredar, menunjukkan seorang polisi berusaha untuk mencegah kerumunan massa yang datang dari belakang dan melempari para tahanan.

Sorang polisi juga terlihat mencoba menahan seorang warga yang mengejar salah satu dari tahanan yang dicurigai melakukan penculikan terhadap seorang bocah laki-laki.

Massa mendapat isu dugaan penculikan anak di bawah umur di Cali, sebelah barat daya Bogota, yang menyebar dengan cepat melalui pesan WhatsApp.

Sekretaris Keamanan Cali, Andres Villamizar, mengatakan hoaks penculikan anak yang tersebar di layanan pesan instan itu disertai dengan foto anak.

Baca juga: Presiden Kolombia Serukan Isolasi Diplomatik terhadap Venezuela

Dia meminta publik untuk lebih teliti dalam menerima pesan melalui pesan berantai atau unggahan media sosial.

"Masalah yang berkaitan dengan keselamatan anak di bawah umur selalu menarik perhatian," kata Villamizar.

"Dalam hal itu, kami setuju bahwa masyarakat sangat waspada. Namun, kami juga meminta agar warga tidak berkontribusi terhadap kepanikan yang tidak perlu. Coba verifikasi informasi sebelum menyebarkannya," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com