Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis AS Bantu Gagalkan Upaya Pencurian Dokumen Magna Carta di Inggris

Kompas.com - 29/10/2018, 19:14 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

SALISBURY, KOMPAS.com - Seorang turis asal Amerika Serikat yang sedang berkunjung ke Katedral Salisbury, di Inggris, dilaporkan turut membantu menggagalkan upaya pencurian dokumen bersejarah, Magna Carta.

Matt Delcambre (56), asal Little Iberia, Lousiana, AS sedang berwisata bersama istrinya Alexis, ke kota Salisbury di Inggris barat daya, pada Kamis (25/10/2018).

Diberitakan surat kabar The Sun, Sabtu (27/10/2018), keduanya sedang mengunjungi Katedral Salisbury, saat kemudian memergoki seorang pria tengah berupaya memecahkan kaca pengaman dokumen Magna Carta yang disimpan di katedral.

Pria tersebut beberapa kali memukulkan palu ke kaca pengaman hingga menimbulkan lubang. Namun aksinya terhenti karena alarm tanda bahaya berbunyi. Pria itu pun mencoba untuk melarikan diri.

Baca juga: Coret Tembok Bersejarah, Turis di Thailand Dihukum 10 Tahun Penjara

Saat itulah, Delcambre bergerak dan menahan pria yang mencoba melarikan diri itu. Dia menahannya di tanah sampai bala bantuan datang.

"Saya hanya merasa harus menghentikannya," kata Delcambre kepada The Sun.

Dokumen Magna Carta yang dipajang di katedral itu disimpan dalam lemari kaca tebal sebanyak dua lapis. Jika terhubung dengan sensor yang akan membunyikan alarm tanda bahaya jika ada orang berniat menjebolnya.

"Saya hanya merasa tidak bisa membiarkannya lolos. Magna Carta adalah salah satu dokumen paling penting di dunia," kata Delcambre.

Dilaporkan kepolisian Wiltshire, tersangka pelaku berusia 45 tahun dan telah dibebaskan dengan jaminan hingga 20 November saat petugas memanggilnya untuk melanjutkan penyelidikan.

Magna Carta merupakan piagam bersejarah yang dikeluarkan Kerajaan Inggris pada 15 Juni 1215 yang membatasi kekuasaan monarki yang absolut.

Magna Carta di Katedral Salisbury adalah satu dari empat spesimen yang ada dari piagam yang menetapkan prinsip kepatuhan raja pada hukum tersebut.

Dokumen itu dianggap sebagai dokumen pendirian hukum Inggris dan kebebasan rakyat sipil, serta turut mempengaruhi pembentukan Konstitusi AS.

Baca juga: Jatuh dari Tembok Besar China, Perempuan Turis Luka Parah

Dokumen yang bermakna "Piagam Besar" dalam bahasa Latin itu tidak berumur panjang karena Raja John, yang merasa tidak puas dengan perjanjian itu, segera meminta agar piagam itu dibatalkan, dan berdampak pada pecahnya perang saudara. Piagam itu kembali diberlakukan setelah kematian raja.

Meski demikian, dokumen tersebut tetap memiliki makna penting karena turut menginspirasi banyak tokoh besar dunia, mulai dari Mahatma Gandhi hingga Nelson Mandela, tentang hak-hak asasi manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com