Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sikap Pesimis Warnai Kemenangan Jair Bolsonaro di Pilpres Brasil

Kompas.com - 29/10/2018, 12:44 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BRASILIA, KOMPAS.com - Kemenangan Jair Bolsonaro, kandidat sayap kanan, dalam Pemilihan Presiden Brasil juga menuai sikap pesimis dan skeptis.

Salah satunya Flavia Castelhanos. Sambil menyeka air matanya, dia mengaku tidak percaya Bolsonaro menang dengan perolehan suara 55.18 persen dari 99,7 persen suara yang dihitung.

"Saya tidak percaya masyarakat di sini lebih memilih kebencian, lebih memilih senjata," kata Castelhanos dikutip AFP Senin (29/10/2018).

Baca juga: Jair Bolsonaro, Kandidat Sayap Kanan yang Menangi Pilpres Brasil

Bolsonaro dikenal sebagai politikus yang mengeluarkan komentar kontroversial. Pada 2014 saat masih menjadi anggota Kongres Brasil, dia menyerang koleganya Maria do Rosario.

Saat itu, Rosario mengecam pemerintahan militer yang diktator pada 1964 sampai 1985 yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS).

Saat itu, Bolsonaro berkata Rosario sempat memanggilnya sebagai pemerkosa. "Saya bisa katakan tak akan memperkosa Anda, karena Anda tak layak diperkosa," ujarnya saat itu.

Selain itu, dia pernah mengaku lebih senang melihat anaknya meninggal dunia daripada menjadi gay. Dia juga pernah menyebut komunitas kulit hitam "tak berguna".

Lawan politik Bolsonaro, Fernando Haddad, berjanji dia bakal mempertahankan kemerdekaan sekitar 45 juta orang yang telah memilihnya.

Sebabnya ketika berkampanye, Bolsonaro pernah mengatakan dia bakal melakukan pembersihan terhadap kalangan sayap kiri yang tidak taat hukum.

"Fasis!" Demikianlah teriakan para pendukung Haddad di depan markas Partai Buruh di Sao Paulo sambil menangis setelah Bolsonaro menang.

Sementara analis politik dan aktivis menyikapi kemenangan kandidat berusia 63 tahun itu dengan suram. Salah satunya Mark Weisbrot dari Pusat Penelitian Ekonomi dan Kebijakan Washington.

"Kemenangan itu telah memunculkan kegelapan pada Brasil. Saat ini demokrasi di Brasil mulai berada dalam masa krisis," kata Weisbrot.

Sementara aktivis lingkungan Amazon Watch berujar, Bolsonaro pernah berkata dia tidak akan membiarkan program konservasi mengganggu agro-industri.

"Kemenangan Bolsonaro bakal menjadi mimpi buruk bagi kawasan Amazon," demikian penjelasan Amazon Watch. Bolsonaro akan resmi menjabat sebagai presiden Brazil ada 1 Januari 2019.

BBC mencatat, kemenangan Bolsonaro menandai pergantian demokrasi di negara terbesar di Amerika Latin, yang selama ini dikuasai oleh sayap kiri Partai Buruh selama 13 tahun.

Selama dua tahun terakhir, negara dipimpin oleh seorang konservatif, Michel Temel, menyusul dimakzulkannya Presiden Dilma Roussef.

Baca juga: Calon Presiden Brasil Jair Bolsonaro Ditikam saat Kampanye

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com