Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Ilmuwan Rusia Tikam Rekannya di Antartika

Kompas.com - 24/10/2018, 18:56 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Newsweek

ANTARTIKA, KOMPAS.com - Seorang ilmuwan di sebuah stasiun penelitian Rusia didakwa melakukan percobaan pembunuhan setelah menikam seorang koleganya.

Menurut kantor berita Interfax, Sergey Savitski menyerang koleganya sesama peneliti pada 9 Oktober lalu.

Kedua peneliti itu sudah tinggal dan bekerja bersama selama enam bulan di stasiun Bellingshausen di Pulau King George, 800 kilometer sebelah selatan pesisir Argentina.

Baca juga: NASA Temukan Gunung Es Persegi Sempurna di Antartika, Buatan Alien?

Interfax mengabarkan, Savitsky menikam rekannya yang hanya disebut berinisial B di kantin stasiun penelitian tersebut. Savitsky kemudian menyerah kepada manajer stasiun tanpa perlawanan.

Sementara, ilmuwan yang terluka dikirim ke Chile untuk mendapatkan perawatan medis, sedangkan Savitsky berstatus tahanan rumah di pangkalan itu hingga 8 Desember mendatang.

Hingga kini, pemerintah Rusia belum memberikan komentar terkait insiden itu. Demikian dilaporkan harian The Guardian.

Stasiun Bellinghausen dibangun pada 1968 dan merupakan fasilitas riset pertama Uni Soviet di Antartika.

Nama tempat ini diambil dari penjelajah Antartika berkebangsaan Rusia di abad ke-19, Fabian von Bellingshausen.

Stasiun milik Rusia ini hanya berjarak kurang dari 200 meter dari fasilitas Frei, pos terluar milik Chile.

Beberapa stasiun penelitian lain yang ada di sekitar tempat itu adalah Escudero (Chile), Artigas (Uruguay), dan Tembok Besar (China).

Selain itu terdapat pula stasiun permanen milik Brasil, Peru, Kolombia, Argentina, Korea Selatan, dan Polandia.

Stasiun penelitian terbesar adalah McMurdo milik Amerika Selatan yang populasinya di musim panas bisa mencapai 1.200 personel.

Sementara itu, investigasi tindak kriminal di Antartika kerap terbentur kendala. Perjanjian Antartika 1961 menyebut, benua dingin itu bukan milik salah satu negara di dunia.

Argentina, Australia, Inggris, Chile, Perancis, dan Selandia Baru serta Norwegia mengklaim wilayah di Antartika meski tidak diakui perjanjian itu.

Baca juga: Tentara Inggris Ini Jadi Kelompok Wanita Pertama Seberangi Antartika

Sebanyak 30 negara, termasuk AS dan Rusia, mempertahankan tim riset di Antartika baik secara musiman atau setahun penuh.

Dan biasanya, hukum negara bersangkutan berlaku di stasiun-stasiun penelitian tersebut.

Beberapa kalangan telah mengusulkan sebuah perjanjian Antartika baru untuk menghasilkan hukum pidana yang seragam untuk semua orang yang berada di benua itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com