Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Iran: Kasus Khashoggi Tak Mungkin Terjadi Tanpa Bantuan AS

Kompas.com - 24/10/2018, 18:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Reuters,AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden Iran Hassan Rouhani mengomentari kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul. Turki.

Kepada media pemerintan IRNA via Reuters Rabu (24/10/2018), Rouhani berkata dia tidak membayangkan sebuah pembunuhan berencana masih terjadi di era modern.

Baca juga: Dibayangi Skandal Khashoggi, MBS Selfie di Konferensi Investasi

"Saya tidak berpikir sebuah negara bakal berani melakukan kejahatan sekeji jika tanpa perlindungan Amerika Serikat (AS)," tutur Rouhani dikutip AFP.

Presiden berusia 69 tahun itu melanjutkan karena perlindungan AS, Saudi bisa melaksanakan serangan dalam konflik Yaman.

"Jika AS tak melindungi, bagaimana mungkin rakyat sipil di masih berhadapan dengan aksi serangan yang begitu brutal?" tanyanya.

Rouhani meminta pemerintah Turki untuk menggelar penyelidikan menyeluruh untuk mengusut kematian Khashoggi yang dia sebut "belum pernah terjadi sebelumnya".

Khashoggi tewas ketika mendatangi gedung konsulat Saudi untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz, pada 2 Oktober lalu.

Awalnya Saudi bersikukuh Khashoggi telah keluar dari gedung. Namun, pekan lalu, mereka akhirnya mengakui bahwa dia tewas dalam pertikaian.

Sejumlah media Turki dan dunia memberitakan Khashoggi dibunuh oleh 15 orang, dengan jenazahnya dimutilasi dan dilenyapkan menggunakan cairan asam.

Tim 15 orang itu dikabarkan bergerak atas perintah penasihat MBS bidang komunikasi, Saud al-Qahtani. Bahkan, Qahtani memerintahkan pembunuhan melalui Skype.

Pada Selasa (23/10/2018), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan Khashoggi merupakan korban dari pembunuhan berencana yang kejam.

Erdogan menjelaskan, sebelum Khashoggi dibunuh, tiga warga negara Saudi tiba di Istanbul sehari sebelumnya dan bergerak untuk memetakan lokasi.

Erdogan meminta agar 18 orang yang diklaim telah ditangkap otoritas Saudi untuk dibawa ke Istanbul dan diadili di sana.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) kemungkinan terlibat dalam upaya pembunuhan tersebut.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, jajarannya bakal melakukan serangkaian kebijakan. Termasuk memberikan sanksi.

Baca juga: Iran Diuntungkan dari Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com