Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 5 Pesawat Amfibi yang Jadi Andalan Rusia

Kompas.com - 23/10/2018, 19:19 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Teknologi pesawat amfibi merupakan jenis penerbangan mutakhir yang bisa digunakan sebagai pesawat yang mampu mendarat di air dan darat.

Lagi-lagi, Rusia selalu berinovasi dalam membuat dan mengembangkan teknologi pesawat amfibi.

Indonesia pun kepincut dengan teknologi pesawat amfibi Rusia yang telah membantunya dalam mencari kecelakaan AirAsia QZ8501 yang hilang di sebelah selatan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada 2015.

Seperti apa teknologi pesawat amfibi milik Rusia? Berikut lima di antaranya:

1. Beriev Be-12

BE-12rbth BE-12

Pesawat ini telah melayani Angkatan Laut Uni Soviet hingga beralih nama ke Rusia selama 58 tahun. Ini merupakan pesawat amfibi tertua di Rusia.

Tugas utama Be-12 adalah mencari dan menghentikan kapal selam musuh. Karena sudah ketinggalan zaman, ia direncanakan untuk diganti dengan pesawat yang baru.

2. Beriev MBR-2

MBR-2Sputniknews MBR-2

Pesawat Beriev MBR-2 secara efektif digunakan selama Perang Dunia II sebagai pesawat pengintai dan pengebom.

Pesawat ini sering mendapat sebutan "sapi" atau "lumbung" karena mudah menjadi sasaran tembak musuh.

Lapisan baja yang buruk dan kecepatan jelajah yang lambat menjadikan MBR-2 kerap digunakan terutama untuk pengeboman malam hari.

3. Beriev A-40

A-40 Albatros Sputnik A-40 Albatros
Pesawat A-40 ini mulai diuji coba pada 1982 setelah prototipe pertama lulus uji terbang di Laut Azov, Rusia. Kapten Yevgeniy A Lakhmostov menjadi pilot pertama yang mencoba pesawat ini.

Beriev A-40 berbadan aluminium dengan panjang dari kepala sampai ekor 38,92 meter dan tingginya 11,07 meter. Selain itu, pesawat mempunyai lebar sayap 41.62 meter. Pesawat ini bermesin Kolesov RD-36-51 dan Soloviev D-30.

Satu pesawat bisa untuk menampung delapan awak, termasuk pilot, kopilot, operator radio, insinyur penerbangan, navigator, dan tiga pengamat. Namun, akhirnya pesawat amfibi tidak pernah diproduksi massal karena kejatuhan Uni Soviet.

Pesawat dipersenjatai dengan amunisi 6,5 ton dan sistem pengawasan yang lebih canggih.

Kemudian, pesawat ini untuk memenuhi kebutuhan aviasi Angkatan Laut Rusia akan kekuatan udara yang mampu berpatroli di pesisir dan mendeteksi dan menghancurkan kapal selam musuh.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com