Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shanghai Buat Panduan untuk Mengenali Pengemis Palsu

Kompas.com - 17/10/2018, 20:51 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Warga lokal, pendatang, atau wisatawan di Shanghai, China seringkali dibuat bingung untuk mengenali pengemis yang memang benar-benar membutuhkan dan mana yang sedang berpura-pura dan melakukan penipuan.

Dikutip dari The Guardian, saat ini Pemerintah Shanghai telah menerbitkan sebuah panduan sederhana untuk membantu masyarakat mengenali pengemis yang ditemui di jalanan kota.

Panduan itu dinamakan "Recognizing Phonies" yang terdiri dari daftar-daftar jenis penipuan yang paling banyak digunakan oleh pengemis di jalanan kota Shanghai.

Misalnya, perempuan yang pura-pura hamil dengan menampilkan perut besar, sosok biksu palsu, atau mahasiswa yang mengaku membutuhkan uang untuk membayar biaya kuliah.

Di tengah banyaknya gelandangan kota, terdapat oknum pengemis "profesional" yang cerdas dalam menarik simpati masyarakat.

Dalam panduan tersebut, biro urusan sipil kota menyebutkan, tidak ada trik yang tidak akan dicoba oleh para tunawisma itu.

Pernyataan itu ditulis di atas sebuah gambar sepasang orang tua yang memberi uang kepada pengemis yang tersenyum lebar.

Ilustrasi pengemis.Kompas.com/ERICSSEN Ilustrasi pengemis.

Di beberapa kasus, orangtua menyewakan anaknya yang masih berusia dini ke pengemis yang akan membawa si anak ke pekerjaan berbahaya di tengah jalanan yang ramai.

"Recognizing Phonies" hanya salah satu cara Pemerintah Shanghai dan kota-kota di China lainnya untuk  mengatasi arus pengemis dan gelandangan yang ada di kota itu.

Di sana, terdapat kebijakan pemerintah untuk tidak memanfaatkan kepolisian untuk seperti itu.

Pemerintah setempat mengatakan mereka akan membentuk sistem kerelawanan untuk pengadaan pusat bantuan yang lebih ramah dan lembut.

Pusat bantuan itu akan membantu para tunawisma mendapatkan apa yang dibutuhkan dengan segera dan mengembalikan mereka ke daerah asalnya dengan aman.

Sehingga mereka tidak lagi berkeliaran di kota sebagai seorang pengemis, gelandangan, dan sebagainya.

.

.

.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com