Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pancing Harimau Pemangsa Manusia, Polisi India Gunakan Parfum

Kompas.com - 09/10/2018, 17:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - Selama enam bulan, para polisi hutan berkelana di kawasan pusat India untuk memburu seekor harimau yang dilaporkan membunuh 13 orang.

Mereka sudah melakukan segala cara. Mengerahkan ratusan personel gabungan polisi hutan dan tentara untuk menyisir hutan.

Menempatkan penembak jitu, memasang jebakan kamera, drone pencari panas, bulldozer, dan mengerahkan lima ekor gajah untuk mengepung harimau betina itu.

Baca juga: Penjaga Kebun Binatang di Jepang Tewas Diterkam Harimau Putih

Namun semua cara itu gagal. New York Times via The Independent memberitakan Selasa (9/10/2018), otoritas kemudian mencoba sebuah cara tak lazim.

Sunil Limaye, salah satu polisi hutan menjelaskan, mereka sedang mencoba memancing harimau itu menggunakan sebotol parfum Calvin Klein Obsession.

"Saya tahu ini kedengarannya lucu. Namun, semua cara sudah kami gunakan. Apa lagi yang harus kami lakukan?" keluh Limaye.

Wewangian untuk pria itu mengandung civetone. Sebuah senyawa dari bau musang yang dikembangkan secara sintetis, dan dikatakan baunya sangat menarik bagi perempuan.

Namun, tidak hanya perempuan, bau civetone juga menarik bagi kucing besar. Mereka biasanya bakal mengendus, dan menikmati aroma tersebut selama beberapa menit.

Seorang pakar kucing di Australia berkata, kucing besar seperti harimau atau singa sangat menyukainya. "Mereka bagaikan di surga," ujar dia kepada Scientific American.

Dalam satu dekade terakhir, populasi harimau di India mencapai 2.500 ekor, terbanyak di dunia. Sementara populasi manusia mencapai 1,3 miliar jiwa.

Semakin banyaknya manusia membuat habitat harimau itu dikelilingi jalan raya, desa, pusat industri maupun kota, sehingga membuat kucing besar itu mulai mengincar mereka.

Ini yang terjadi pada harimau dengan kode T-1 itu. Dia hidup di hutan dekat kota Pandharkawada, India pusat. Dia sering menerkam para penduduk di leher.

Aksi T-1 yang sudah menewaskan 13 orang membuat penduduk menjadi panik. Mereka menghindari sawah mereka dan mengunci rumah mereka saat malam tiba.

Para pakar harimau India berkata mereka belum pernah melihat perilaku hewan tersebut di masa lalu, yang membuat isu bergulir hingga level Mahkamah Agung.

September lalu, setelah melalui persidangan dan mendengarkan keterangan baik dari pemerintah maupun aktivis hewan, MA India merilis keputusan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com