Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Mithi, Oase Toleransi Muslim-Hindu di Pakistan

Kompas.com - 09/10/2018, 13:52 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

MITHI, KOMPAS.com - Kasus pengeroyokan hingga tewas karena sapi kerap terjadi di India, karena sebagian besar penduduk menganggap hewan itu sebagai hewan suci.

Bahkan  hewan memamah biak tersebut juga dibiarkan berkeliaran bebas di jalan-jalan permukiman di India.

Pemandangan yang sama juga ditemukan di kota Mithi, Pakistan. Kota itu ditinggali oleh banyak umat Hindu di negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam.

"Di sini, Muslim menghargai kepercayaan Hindu," kata Sham Das, seorang pensiunan berusia 72 tahun.

Baca juga: Afganistan dan Pakistan Undang Ulama RI untuk Bantu Perdamaian

"Mereka tidak membunuh sapi, atau mungkin hanya dilakukan di tempat terpencil, tapi tidak di lingkungan umat Hindu," imbuhnya.

Tidak seperti wilayah lain di Pakistan, hewan ternak itu hidup berdampingan dengan manusia di Mithi. Sapi bisa makan apa pun, terkadang mengambil makanan dari sampah, dan bahkan tidur di jalanan.

Sementara, bajaj dan sepeda motor melewati area jalan yang kosong di antara sapi-sapi. Yang lain, justru memilih untuk sabar menanti sampai binatang berkaki empat itu bangun.

Mithi merupakan kota dengan 60.000 penduduk yang sebagian besar beragama Hindu, sebuah hal yang jarang di negara dengan 95 persen populasinya muslim.

Penduduk tanpa khawatir memasuki kuil Shri Krishna, membunyikan lonceng, sementara suara adzan berkumandang.

Pemandangan yang kontras dibandingkan dengan kota besar di Pakistan, seperti Karachi, di mana militer mengamankan wilayah itu.

Baca juga: Menteri Luar Negeri Pakistan Serukan Dialog dengan India

Kedamaian di Mithi berakar dari wilayah geografis di bukit pasir dari gurun Tharparkar yang megah, berbatasan dengan negara bagian Rajasthan di India.

Peneliti setempat menyebut komunitas umat Hindu yang cinta damai mendirikan kota tersebut pada awal abad ke-16, karena perang dan penjarahan berkecamuk di sekitarnya.

Tanahnya memang tidak subur dan bahkan sulit untuk mengakses air bersih.

"Kami adalah keturunan dari penduduk asli daerah ini, yang positif dan cinta damai seperti mereka," ujar Allah Juri, imam berusia 53 tahun di Mithi.

Kota Mithi juga dikenal karena tingkat kejahatannya yang rendah.

"Non-kekerasan pada dasarnya merupakan sifat kedua kami," ucapnya.

Baca juga: India Batalkan Rencana Pertemuan Menteri Luar Negeri dengan Pakistan

Namun, tetap saja Komisi HAM Pakistan (HRCP) khawatir ekstremisme agama dan ungkapan kebencian yang berkembang di Pakistan dapat menghilangkan oase toleransi di Mithi.

"Jadi mereka selalu melihat dengan curiga untuk kemungkinan menjadi anti-Pakistan," kata Marvi Sirmed dari HRCP.

Kelompok ekstremis seperti Jamaat-ud-Dawa yang dilabeli PBB sebagai organisasi teroris, kini diduga aktif di area tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com