Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Serbia Pro-Pemisahan Menangkan Pemilu Bosnia

Kompas.com - 08/10/2018, 12:38 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC

SARAJEVO, KKOMPAS.com - Politisi Serbia Bosnia Miloran Dodik dinyatakan memenangkan pemilihan umum yang digelar Minggu (7/10/2018), untuk duduk di lembaga kepresidenan Bosnia-Herzegovina.

Sistem politik Bosnia memang unik karena tidak mengenal satu presiden. Negeri pecahan Yugoslavia ini memiliki tiga presiden dari etnis Serbia, Kroasia, dan Bosnia Muslim.

Ketiganya duduk dalam lembaga kepresidenan dan setiap delapan bulan bertukar posisi sebagai ketua lembaga kepresidenan.

Baca juga: Muak Terus Dibohongi, Warga Desa di Bosnia Tolak Para Politisi

Kembali ke pemilu Bosnia. Terpilihnya Milorad Dodik untuk mewakili etnis Serbia menimbulkan kekhawatiran tersendiri munculnya kembali nasionalisme etnis yang menghantui Bosnia selama dua dekade terakhir.

Dodik adalah pemimpin Republik Sprska, entitas dengan mayoritas penduduknya beretnis Serbia.

Republika Sprska merupakan  satu dari dua negara pembentuk Bosnia pasca-perang yang menewaskan 100.000 orang pada 1992-1995.

Sebelumnya, Dodik mengancam unytuk menggelar pemilihan umum terkait pemisahan diri Sprska dari federasi Bosnia.

Langkah Dodik ini dianggap berpotensi menghancurkan kesepakatan damai yang mengakhiri konflik berdarah pada 1990-an.

Kini, Dodik malah memenangkan kursi lembaga kepresidenan di negara yang dia sebut sebagai "konsep yang gagal".

Di ibu kota Sprska, Banja Luka, Dodik mengumumkan kemenangannya. Dia meraup 56 persen suara sekaligus mengalahkan rivalnya yang lebih moderat Mladen Ivanic.

Namun, penghitungan suara belum selesai hingga Senin (8/10/2018) sehingga Mladic yang adalah petahanan masih bisa berharap kemenangan akan diraihnya.

"Kita akan menunggu laporan para pengamat untuk melihat apakah semuanya berjalan lancar," ujar Mladic lewat pidato televisinya.

Sementara itu, kekuatan politik utama Bosnia, Partai SDA menyatakan kandidatnya Sefik Dzaferovic memenangkan suara terbanyak untuk duduk di lembaga kepresidenan.

Sedangkan dari etnis Kroasia memunculkan nama polisi Sosial Demokrat Zeljko Komsic, yang mengalahkan petahana Dragan Covic.

Sistem politik Bosnia yang rumit, bahkan disfungsional, merupakan warisan dari perang saudara brutal yang melibatkan saling bunuh antara etnis Serbia, Kroasia, dan Bosnia.

Konflik itu menewaskan setidaknya 100.000 orang, membuat jutaan orang menjadi pengungsi serta menghancurkan infrastruktur dan perekonomian.

Baca juga: Penjahat Perang Bosnia-Kroasia Tewas Minum Sianida

Kesepakatan damai yang menghentikan perang membelah negeri itu menjadi dua bagian yaitu Republika Sprska yang didominasi etnisa Serbia dan federasi Kroasia-Muslim.

Tiap entitas etnis memiliki pemerintahan sendiri di level daerah dengan otonomi sangat luas.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com