Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: V-2, Misil Balistik Jarak Jauh Pertama Dunia

Kompas.com - 03/10/2018, 14:46 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - Di masa Perang Dunia II, Jerman dikenal memiliki inovasi teknologi militer yang amat luar biasa.

Salah satu contoh kemajuan teknologi Jerman adalah sukses menciptakan V-2 misil balistik jarak jauh pertama di dunia.

Dan, pada 3 Oktober 1942 sebuah roket V-2 mencatatkan rekor setelah mampu mencapai ketinggian jelajah 85 kilometer.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Jepang Menyerah dan Perang Dunia II Berakhir

Roket Vergeltungswaffe 2 atau disingkat V-2 adalah misil balistik jarak jauh pertama di dunia.

Misil ini dikembangkan selama Perang Dunia II dan ditujukan sebagai senjata "balas dendam" untuk menyerang kota-kota negara Sekutu yang membombardir Jerman.

V-2 juga merupakan benda pertama buatan manusia yang berhasil mencapai angkasa luar setelah melintasi garis Karman pada 20 Juni 1944.

Garis Karman terdapat di ketinggian 100 kilometer dari permukaan laut dan secara umum dianggap sebagai batas antara atmosfer Bumi dan angkasa luar.

Garis ini dinamai sesuai ahli fisika dan teknokrat Amerika keturunan Hungaria Theodore von Karman (1881-1963) yang aktif meneliti hal-hal terkait aeronautika dan astronautika.

Kembali ke roket V-2. Riset untuk mengembangkan roket jarak jauh yang dimulai Wernher von Braun menarik perhatian militer Jerman.

Serangkaian percobaan berujung pada terciptanya prototipe misil A-4 yang kemudian menjadi V-2 saat digunakan dalam perang.

Dimulai pada September 1944 lebih dari 3.000 buah V-2 diluncurkan Jerman terhadap beberapa sasaran dimulai dengan London, Inggris kemudian Antwerp dan Liege di Belgia.

Menurut film dokumenter BBC yang ditayangkan pada 2011, serangan V-2 terhadap Inggris diperkirakan menewaskan 9.000 warga sipil dan personel militer.

Selain itu, 12.000 tawanan perang dan penghuni kamp konsentrasi juga tewas dalam proses pembuatan senjata mematikan ini.

Setelah Jerman kalah dalam Perang Dunia II, tim dari negara-negara Sekutu seperti AS, Inggris dan Uni Soviet berlomba untuk "menjarah" teknologi Jerman ini.

Sang penemu V-2 Wehrner von Braun dan sekitar 100 orang teknisi menyerah kepada AS. Sebagian besar dari tim V-2 ini akhirnya bekerja di Redstone Arsenal, sebuah pos militer AS di Alabama.

Selain membawa para ilmuwan Jerman, AS juga mendapatkan cukup banyak perangkat keras V-2 yang cukup untuk membangun 80 misil.

Baca juga: Hitler Gunakan Rakyatnya untuk Sasaran Uji Coba Roket V2

Sementara itu Uni Soviet mendapatkan fasilitas pengembangan misil V-2, kemudian memproduksi kembali misil itu sebelum membawanya pulang ke Negara Tirai Besi.

Uni Soviet kemudian berhasil membangun misil balistik R-1 yang merupakan duplikat dari V-2.

Uni Soviet memulangkan sebagian besar ilmuwan Jerman setelah proyek itu usai tetapi beberapa ilmuwan tetap berada di Uni Soviet hingga akhir 1951.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com