Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anwar Ibrahim: Saya Memaafkan Mahathir, Meski Dia Tak Minta Maaf

Kompas.com - 03/10/2018, 11:59 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Presiden terpilih Partai Keadilan Rakyat (PKR) Malaysia, Anwar Ibrahim, kembali melontarkan pernyataan soal relasinya dengan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.

Diwartakan Straits Times, Rabu (3/10/2018), Anwar menyatakan, meski Mahathir tidak meminta maaf kepadanya, dia sudah memaafkannya secara pribadi.

"Saya tidak pernah meminta dia minta maaf. Saya selalu tegas bahwa saya puas dengan sikap dan kesiapannya untuk bekerja dengan saya," katanya.

Baca juga: Anwar Ibrahim Dituduh Sodomi Pelajar Indonesia di Singapura

"Lupakan masa lalu dan melangkah ke depan," ucapnya, usai menghadiri acara untuk mengenang 150 tahun Mahatma Gandhi Pusat Kebudayaan India Netaji Subhash Chandra Bose di Brickfields.

Mengutip tokoh perdamaian di India, Anwar mengatakan pengampunan merupakan kekuatan untuk mencintai dan menghadapi ketidakadilan serta penindasan.

"Yang lemah tidak akan pernah memaafkan, pengampunan adalah atribut dari yang kuat," kata Anwar ke sebuah ruangan yang ramai dari sebagian besar warga India di Brickfields.

Pernyataan Anwar itu terlontar untuk menanggapi pernyataan Mahathir dalam program BBC HARDtalk.

Dalam wawancara tersebut, Mahathir membantah pernah menyampaikan permintaan maaf kepada Anwar, yang dia pecat sebagai wakil perdana menteri dan ditangkap karena praktik korupsi dan sodomi pada 1998.

"Saya tidak pernah meminta maaf secara resmi kepadanya," katanya.

Seperti diketahui, Anwar dijatuhi vonis 9 tahun penjara setelah dianggap terbukti melakukan sodomi. Vonis itu mendapat kecaman dari dunia internasional.

Baca juga: Anwar Ibrahim: Seharusnya yang Dilantik Jadi PM Malaysia Itu Saya

Hukuman Anwar dianggap merupakan bentuk upaya pemerintahan Mahathir untuk membungkam lawan-lawan politiknya.

Hubungan keduanya mencair setelah Mahathir bertemu dan menjabat tangan Anwar di ruang gedung pengadilan Malaysia September 2016.

Mantan pemimpin oposisi Malaysia itu bebas dari penjara pada Mei lalu, setelah mendapat pengampunan atas kasus sodomi yang membuatnya dipenjara selama tiga tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com