Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penculik Nelayan Indonesia di Sabah Minta Tebusan Rp 14 Miliar

Kompas.com - 25/09/2018, 13:52 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

KOTA KINABALU, KOMPAS.com - Komplotan penculik asal Filipina yang diyakini merupakan pelaku penculikan dua nelayan Indonesia, kini meminta uang tebusan senilai 4 juta ringgit atau sekitar Rp 14,4 miliar.

Seperti diketahui, dua pekan lalu, kelompok itu menculik dua nelayan Indonesia di dermaga Pulau Gaya, Semporna, negara bagian Sabah, Malaysia.

Komisioner Kepolisian Sabah, Datuk Omar Mammah, mengatakan keluarga salah satu korban penculikan menerima panggilan dari pelaku pada Selasa (18/9/2018) pukul 10.24.

Baca juga: 3 Nelayan Indonesia Diculik Kelompok Bersenjata di Sabah

Penelepon meminta uang tebusan agar para korban dapat dibebaskan dengan selamat.

"Istri dari salah satu korban, yang tinggal di Sulawesi, Indonesia, menerima panggilan dari Filipina," katanya, seperti dikutip dari Straits Times, Selasa (25/9/2018).

"Sejauh ini, tidak ada tenggat waktu yang diberikan," imbuhnya.

Omar mengatakan, polisi telah banyak menerima informasi termasuk dari nelayan yang melihat perahu, yang diyakini merupakan milik para pelaku.

"Kami berupaya mengintensifkan keamanan dari utara Kudat sampai selatan Tawau. Sejauh ini, pelaku tidak melakukan ancaman," ujarnya.

Dia juga menyoroti penggunaan pump boat oleh nelayan, meski tidak mencapai wilayah perairan terbuka. Pasalnya, pemerintah negara bagian Sabah mempertimbangkan untuk mencabut larangan tersebut.

"Kami masih menunggu keputusan pemerintah. Kami akan melihat pembenaran atas penggunaan pump boat." kata Omar.

Baca juga: Diculik Abu Sayyaf Tahun Lalu, 3 Nelayan Indonesia Berhasil Dibebaskan

"Jika pemerintah lanjut melarang sarana tersebut, kami akan mengikuti keputusan itu dan menegakkan hukum," ucapnya.

Pump boat memang telah dilarang sejak 7 tahun lalu menyusul serangkaian aksi kriminal di perbatasan pesisir timur Sabah, terutama penculikan.

Perbatasan maritim dengan Filipina itu bisa ditempuh dengan kapal dalam waktu satu jam dari daratan utama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com