Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Keagamaan di AS Tolak Pembukaan Rumah Bordil Robot

Kompas.com - 25/09/2018, 13:12 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Mirror

HOUSTON, KOMPAS.com - Rencana untuk membuka sebuah rumah bordil robot di Amerika Serikat memicu kemarahan kelompok-kelompok agama di negeri itu.

Di rumah bordil yang akan dibuka pertama kali di Houston, Texas itu pelanggan bisa "menyewa" sebuah robot di dalam kamar pribadi sebelum memutuskan untuk membelinya.

Robot yang amat mirip dengan manusia itu dihargai mulai 2.500 dollar AS atau hampir Rp 49 juta per unitnya.

Tak hanya amat mirip manusia, robot-robot ini juga akan bereaksi saat disentuh. Sementara versi dengan harga lebih mahal bahkan bisa diajak mengobrol.

Baca juga: Robot Seks Pintar untuk Jomblo dan Orang Tua Hadir di China

Di perusahaan utamanya yang berada di Toronto, Kanada, pelanggan bisa membayar  91 dollar AS atau sekitar Rp 1,3 juta untuk satu jam menyewa robot ini.

Awal bulan ini, pemilik Kinku S Dolls berencana membuka 10 toko robot seks di Amerika Serikat pada 2020.

Kepada harian The Washington Examiner, Yuval Gabriel mengatakan di masuk ke pasar AS karena sejauh ini belum ada regulasi untuk bisnis yang akan dijalaninya itu.

Namun, rencana ini ditentang berbagai kelompok keagamaan dan kelompok penentang perdagangan seks di Amerika Serikat.

Micah Gamboa dari organisasi Elijah Rising yang fokus pada upaya untuk mengakhiri bisnis seks di AS adalah salah satu yang menentang.

"Keprihatinan terbesar kami adalah rumah bordil robot ini akan mengajari para pria untuk menjadi pemerkosa?" kata Elijah kepada stasiun televisi ABC13.

"Setelah robot perempuan lalu apa? Robot anak-anak? Di mana batasannya?" tambah Elijah.

Micah Gamboa dan kelompoknya kemudian menggagas sebuah petisi untuk melarang dibukanya rumah bordil robot itu di Texas.

Sejauh ini, petisi yang digalang Elijah Rising sudah mendapatkan 5.800 tanda tangan dukungan.

Kelompok lain yang menentang rencana pembukaan rumah bordil robot ini adalah Love People Not Pixel yang fokus melawan kecanduan konten seksual di dunia maya.

"Kita saat ini membicarakan robot, lalu besok kemungkinan virtual reality," ujar Joe Madison, dari Love People Not Pixel.

Halaman:
Sumber Mirror
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com