Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Presiden Korsel, Kim Jong Un Berharap Adanya "Hasil Besar"

Kompas.com - 18/09/2018, 19:17 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un berharap banyak ketika bertemu Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.

Diwartakan Reuters via Channel News Asia Selasa (18/9/2018), Kim berharap pertemuan selama tiga hari ke depan bisa "menghasilkan sesuatu yang besar dalam waktu cepat".

Setibanya di ibu kota Pyongyang, Moon disambut dengan jabat tangan dan pelukan dari Kim yang telah menunggu.

Baca juga: Tiba di Pyongyang, Presiden Korsel Disambut Pelukan Kim Jong Un

Mereka kemudian naik ke mobil terbuka, dan iring-iringan menuju Rumah Singgah Negara Paekhwawon, tempat Moon bakal menginap selama tiga hari ke depan.

Kepada Moon, Kim dengan merendah berkata Korut adalah negara yang ramah jika dibandingkan negara maju lain di seluruh dunia.

"Mungkin tingkat akomodasi maupun jadwal yang kami berikan masih rendah. Namun, ini adalah usaha terbaik kami dari hati yang terdalam," kata Kim kepada Moon.

Presiden 65 tahun itu berterima kasih atas keramahan yang diberikan Kim, dan berujar sudah saatnya "memetik buah yang ditanam".

Di sepanjang, mereka disambut sekitar 100.000 warga Korut yang memadati jalan, dan meneriakkan "Unifikasi" serta "Tanah Air".

Ketika iring-iringan memasuki Jalan Ryomyong, permukiman baru yang diluncurkan Kim di 2017, keduanya turun dari mobil, dan mengambil bunga dari warga setempat.

Kedua pemimpin dijadwalkan menonton pertunjukan musik dan makan malam di Mokrankwan, sebuah aula di mana Kim berselebrasi merayakan keberhasilan ilmuwannya membuat rudal balistik.

Pertemuan tiga hari di Pyongyang merupakan yang ketiga antara Kim dan Moon sepanjang 2018 ini, setelah sebelumnya terjadi di 27 April dan 26 Mei.

Denuklirisasi menjadi agenda utama yang bakal dibawa Moon ke Pyongyang dikarenakan Amerika Serikat (AS) ingin melihat langkah konkret yang dilakukan Korut.

Melalui seorang penasihat, Presiden Donald Trump telah mendapuk Moon sebagai "negosiator" utama antara dirinya dengan Kim.

Trump sebelumnya telah meminta Menteri Luar Negeri Mike Pompeo membatalkan kunjungan yang sedianya dilaksanakan Agustus lalu.

Baca juga: China Desak Korut Patuhi Perjanjian Singapura yang Dibuat dengan AS

"Jika saja dialog AS-Korut kembali terjadi setelah kunjungan ini, tentunya bakal menjadi berita yang bagus," kata Moon sebelum bertolak ke Pyongyang.

Washington telah mendesak negara-negara lain mengikuti sanksi PBB dengan target menghentikan pendanaan program nuklir dan rudal balistik.

Meski Korut mengklaim telah menghancurkan fasilitas uji coba mesin rudal dan nuklir utama, sejumlah laporan mengatakan sebaliknya.

Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley pada Senin (17/9/2018) menuduh Rusia telah mencurangi sanksi PBB untuk Korut.

Melalui kunjungan itu, Moon berharap bisa menyukseskan proposal kombinasi antara denuklirisasi Korut dengan pernyataan berakhirnya Perang Korea 1950-1953.

Baca juga: Bahas Denuklirisasi, Kim Jong Un Akan Bertemu Moon Jae-in di Pyongyang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com