Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Israel Siap Bangun Pabrik Senjata di Filipina

Kompas.com - 18/09/2018, 17:58 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Sebuah perusahaan asal Israel bersiap untuk menanamkan modal sebesar 50 juta dolar AS atau sekitar Rp 743 miliar untuk membangun pabrik senjata di Filipina.

Kantor berita Filipina PNA mengabarkan, perusahaan Silver Shadow Advanced Security Systems Ltd (SSASS) sudah meneken nota kesepahaman dengan perusahaan Filipina Rayo Illuminar Corporation (RIC).

Kedua perusahaan ini dijadwalkan mulai mengoperasikan pabrik baru ini pada tahun depan.

Baca juga: Duterte Berjanji Hanya Beli Senjata dari Israel, Ini Alasannya

Menurut PNA, Direktur RIC Salvador Zamora mengatakan, para petinggi SSASS akan berkunjung ke Filipina akhir bulan ini untuk mematangkan rencana pembangunan.

Jika semua berjalan lancar, pabrik baru ini bisa mulai memproduksi bom api dan amunisi pada 2019.

"Israel dan Filipina terus menjaga hubungan keamanan dan Israel telah menjual banyak senjata api untuk AD Filipina selama beberapa tahun terakhir," demikian cuplikan artikel di harian The Jerusalem Post.

Harian itu menambahkan, ketegangan yang terus meningkat di Laut China Selatan yang melibatkan Filipina, Malaysia, China, dan Vietnam, membuat kebutuhan persenjataan di kawasan itu meningkat.

"Dalam kunjungan Presiden Filipina ke Israel lebih dari 20 kesepakatan bernilai 83 juta dolar AS sudah ditandatangani," masih The Jerusalem Post.

Masih menurut harian terbitan Israel itu, Menteri Perdagangan Filipina Ramon Lopez mengatakan, kesepatakan ini merupakan indikasi jelas kesempatan investasi dan bisnis yang besar bagi Israel di Filipina.

Baca juga: Diminta Jauhi Senjata Rusia, Begini Balasan Duterte ke AS

"Pemerintah Filipina bertekad mengejar kesempatan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memperkuat kemitraan dengan kekuatan ekonomi baru seperti Israel," kata Lopez.

"Kedekatan kami dengan Israel memungkinkan untuk menghidupkan kembali kerja sama dan meningkatkan perdagangan di antara kedua negara," Lopez menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com