Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spanyol Segera Pindahkan Sisa Jenazah Diktator Francisco Franco

Kompas.com - 13/09/2018, 21:50 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

MADRID, KOMPAS.com - Para anggota parlemen Spanyol, Kamis (13/8/2018) menyetujui dekrit yang diajukan pemerintah untuk memindahkan jenazah diktator Francisco Franco dari sebuah musoleum di dekat Madrid.

Keputusan sensitif ini dibuat setelah dalam pemungutan suara 172 anggota parlemen setuju, 164 menyatakan abstain, dan hanya dua yang menolak.

PM Pedro Sanchez yang berhaluan sosialis sejak berkuasa Juni lalu menjadikan pemindahan kerangka Franco menjadi prioritasnya.

Baca juga: Meninggal, Perdana Menteri Pertama Spanyol Setelah Era Franco

Saat ini, Franco dimakamkan di sebuah musoleum mewah di Valle de los Caidos sekitar 50 kilometer di luar kota Madrid.

"Keadilan. Kenangan. Martabat. Hari ini, Spanyol mengambil langkah bersejarah, hari ini demokrasi kita menjadi lebih baik," ujar Sanchez lewat akun Twitter-nya.

Jenderal Franco memerintah Spanyol dengan tangan besi dari akhir perang saudara 1936-1939 hingga kematiannya pada 1975.

Makam itu dibangun rezim Franco pada 1940-1959 dengan kerja paksa para tahanan politik.

Makam sekaligus monumen itu juga menjadi tempat peristirahatan 37.000 korban tewas dari kedua pihak yang berseteru dalam perang saudara yang dipicu pemberontakan Franco terhadap pemerintahan Republik.

Franco, yang mengalahkan kelompok republik dalam perang brutal itu, mendedikasikan monumen tersebut untuk korban tewas di kedua pihak sebagai upaya rekonsiliasi.

Hanya dua makam yang memiliki tanda pengenal yaitu pusara Franco dan Jose Antonio Primo de Rivera, pendiri Partai Falangis pendukung Franco.

Namun, keluarga korban dan para aktivis berkampanye menentang monumen itu karena dibangun dengan tenaga kerja paksa.

Selain itu, makam Franco ditempatkan di lokasi yang terbaik yaitu di dekat altar basilika.

Sejak kematiannya, tempat itu menjadi tujuan para pemuja Franco untuk melakukan penghormatan setiap memperingati kematiannya.

Namun, sebuah undang-undang yang terbit pada 2007 melarang praktik pemujaan terhadap sang diktator.

Sebagian kelompok menolak keberadaan monumen itu dan menyamakannya dengan tempat pemujaan para diktator seperti Adolf Hitler.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com