Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Tanzania: Orang yang Pakai Alat Kontrasepsi Itu Pemalas

Kompas.com - 13/09/2018, 11:57 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

DODOMA, KOMPAS.com - Presiden Tanzania John Magufuli menuai kritikan setelah memerintahkan penduduknya berhenti menggunakan alat kontrasepsi.

Dilansir Daily Mirror Rabu (12/9/2018), Magufuli menyampaikannya ketika berpidato dalam apel umum di Meatu, Region Simiyu.

Presiden yang menjabat sejak 2015 itu menuturkan, anjuran untuk menggunakan kontrasepsi datang dari pihak asing, dan mempunyai motif jahat.

Baca juga: Duterte: Pakai Kondom seperti Makan Permen dengan Bungkusnya

"Mereka yang menggunakan alat kontrasepsi itu pemalas karena takut jika tak bisa memberi makan anak-anaknya," kata Magufuli.

Menurut dia, pengguna alat pengendali kelahiran tidak bekerja cukup keras agar bisa menafkahi keluarga besarnya.

"Karena itu, mereka berakhir hanya dengan memiliki satu atau dua anak saja," tutur presiden berusia 58 tahun tersebut.

Magufuli mendesak rakyatnya untuk terus melakukan reproduksi karena pemerintah telah menaikkan anggaran di sektor kesehatan ibu.

Dia mengaku telah melakukan kunjungan ke negara-negara Eropa, dan melihat sendiri "dampak" dari penggunaan kontrasepsi.

Ini bukan kali pertama Magufuli bersikap sebagai oposisi terhadap anjuran untuk melakukan pebgendalian kelahiran.

Pada 2016 saat pembukaan pendidikan gratis di level SD dan SMP, dia menegaskan para perempuan boleh membuang alat kontrasepsi mereka.

Pernyataan presiden dari Partai CCM itu mendapat respon negatif dari netizen Twitter, yang menyatakan seharusnya perempuan berhak menentukan keputusan sendiri.

Salah satu netizen memberikan doa semoga Magufuli dan Tanzania mempunyai lahan dan makanan yang cukup jika mereka mengalami ledakan populasi.

"Jika tidak, negara bakal bangkrut, alam di sana bakal hancur, meningkatkan jumlah hewan terancam punah, dan berpotensi menyebabkan perang saudara," kata warganet itu.

Baca juga: Kontrasepsi Khusus Pria Ini Terinspirasi dari Panah Beracun di Afrika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com