Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik "Kudeta" terhadap Mantan PM Australia Mulai Terkuak

Kompas.com - 07/09/2018, 21:08 WIB
Veronika Yasinta

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Sejumlah politisi Partai Liberal Australia yang "memberontak" terhadap kepemimpinan Malcolm Turnbull, diketahui menggunakan "taktik jahat" dalam "kudeta" gagal untuk menempatkan Menteri Dalam Negeri Peter Dutton sebagai perdana menteri.

Sumber-sumber ABC mengungkapkan, dalam periode "satu minggu yang menegangkan" di akhir Agustus 2018, para pendukung Peter Dutton sering memasuki kantor politisi Partai Liberal lainnya tanpa diundang.

Mereka menolak keluar sebelum anggota yang didatangi itu menandatangani dukungan bagi digelarnya pemilihan pimpinan partai yang baru.

Salah satu sumber menyebutkan, setelah sedikit bertengkar barulah mereka mau meninggalkan ruangan.

Baca juga: Scott Morrison Terpilih Menjadi Perdana Menteri Baru Australia

Tekanan kubu Dutton juga dilakukan di ruang rapat Parlemen memaksa politisi faksi pemerintah lainnya untuk mendukung petisi tersebut.

Malcolm Turnbull yang saat itu masih menjabat perdana menteri, justru menuntut adanya dukungan minimal 43 nama politisi sebelum menyetujui digelarnya pemilihan pimpinan.

Informasi yang diperoleh ABC menyebutkan para politisi Liberal itu diancam mengenai masalah pencalegan dalam pemilu mendatang, jika tidak mendukung Dutton.

Mereka pun dipaksa menunjukkan surat suara yang telah diisi sebagai bukti dukungan, meski sifat pemilihan itu digelar tertutup.

Presiden Joko Widodo, Jumat (30/8/2018)  sore, menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Australia Scott Morrison di Istana Kepresidenan Bogor.Biro Pers Setpres Presiden Joko Widodo, Jumat (30/8/2018) sore, menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Australia Scott Morrison di Istana Kepresidenan Bogor.
Salah satu anggota DPR Partai Liberal mengatakan, adanya politisi tertentu yang ditugaskan memeriksa surat suara mereka di dalam rapat partai hari Jumat.

Namun, Dutton akhirnya kalah suara dari Scott Morrison, 40 berbanding 45. Morrison pun terpilih jadi ketua baru Partai Liberal sekaligus perdana menteri Australia.

Baca juga: Krisis Kepemimpinan Memanas, Kantor Calon PM Australia Dilempari Batu

Tak lama setelah itu, anggota DPR Partai Liberal Julia Banks mengumumkan dirinya tidak akan ikut pemilu lagi setelah mengalami intimidasi.

Sementara, Senator Partai Liberal Lucy Gichuhi melontarkan ancaman untuk menyebutkan dan mempermalukan koleganya yang melakukan intimidasi selama "kudeta" gagal tersebut.

Di sisi lain, Senator Gichuhi sudah terdegradasi sebagai caleg di salah satu dapil yang tak mungkin dimenangkan Partai Liberal dalam pemilu mendatang.

Anggota parlemen perempuan lainnya termasuk Sarah Henderson dan Linda Reynolds juga diketahui mengalami tekanan selama "kudeta" tersebut.

Sementara Menteri Urusan Wanita Kelly O'Dwyer berbicara kepada anggota parlemen lainnya, dan menyebut mereka menjadi sasaran ancaman dan intimidasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com