BRASILIA, KOMPAS.com - Sebuah suku di Amazon yang selama ini tidak memiliki kontak dengan dunia luar teridentifikasi untuk pertama kalinya.
Suku terasing ini tertangkap dalam kamera sebuah drone yang terbang di atas hutan Brasil. Demikian disampaikan Yayasan Indian Nasional Brasil.
Rekaman yag dirilis pekan ini memperlihatkan beberapa orang berjalan melintasi sebuah daerah yang sudah dibersihkan di tengah hutan.
Baca juga: Pemerintah Berencana Relokasi Ratusan Warga Suku Terasing Mausu Ane
Daerah yang terekam kamera itu berada di lembang Sungai Javary tak jauh dari perbatasan dengan Peru.
Salah satu orang itu terlihat membawa tombak atau tongkat. Sedangkan empat atau lima orang lainnya berdiri di dekat sebuah bangunan dari jerami.
Orang-orang ini terlihat tidak menyadari keberadaan drone yang terbang cukup tinggi di antara pepohonan.
Yayasan yang dikenal dengan nama Funai ini bertugas untuk melindungi masyarakat asli hutan Amazon.
Apalagi sebagian besar tempat tinggal mereka sudah hancur akibat kolonialisme dan penyakit asing ditambah pembalakan dan pertambangan.
Funai dibentuk pada 1910 oleh penjelajah asal Brasil Candido Rondon, yang terkenal dengan filosofinya dalam berinteraksi dengan suku-suku asli Amazon.
"Mati jika perlu, tetapi jangan pernah membunuh," demikian filosofi Candido Rondon.
Dalam pernyataan resminya, Funai mengatakan tim surveinya sudah berjalan lebih dari 180 kilometer dengan menggunakan perahu, truk, dan sepeda motor.
Selanjutnya, tim Funai masih melanjutkan perjalanansejauh 120 kilometer dengan berjalan kaki.
Baca juga: Beredar, Foto-foto Baru Suku Terasing Hutan Amazon
Kawasan lembah Sungai Javary merupakan rumah dari delapan suku yang sudah memiliki kontak dan 11 suku terisolasi.
"Ini adalah catatan terbanyak kelompok suku terisolasi yang sudah terkonfirmasi di negeri ini," tambah Funai.
Menurut organisasi Survival Internasional, terdapat lebih dari 100 suku terasing di seluruh dunia.