Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Atlet Kriket Disumpah Jadi PM Pakistan, Ini Janjinya

Kompas.com - 19/08/2018, 14:12 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Perdana Menteri Pakistan yang baru Imran Khan berjanji mengantarkan negara bersenjata nuklir itu ke era politik baru.

AFP mengabarkan, Khan disumpah pada Sabtu (18/8/2018) di Islamabad. Dia nampak berkaca-kaca dan tersenyum ketika mengucapkan sumpah di depan Presiden Pakistan Mamnun Husaain.

"Saya bersumpah untuk melaksanakan tugas dan fungsi dengan jujur, dengan kemampuan terbaik saya, dan selalu untuk kedaulatan, intergritas, solidaritas, kesejahteraan, dan kemakmuran Pakistan," katanya.

Mantan atlet kriket yang legendaris berusia 65 tahun itu pernah menjadi kapten dan meraih kemenangan Piala Dunia Kriket 1992.

Baca juga: Imran Khan Menikah Lagi

Lalu, apa saja janji untuk rakyat Pakistan?

Melansir dari Channel News Asia, Khan berjanji untuk menciptakan 10 juta lapangan pekerjaan guna membangun negara dan memulihkan citra Pakistan di mata dunia.

Khan juga bersumpah untuk membasmi korupsi di kalangan pejabat tinggi dan mengentaskan kemiskinan.

Imran Khan semasa jaya sebagai pemain Imran Khan semasa jaya sebagai pemain
"Saya ingin menjadikan Pakistan sebagai negara Islam yang sejahtera, di mana para janda dan orang miskin terawat," demikian pernyataannya saat kampanye, seperti dikutip dari Gulf News.

Dia juga berjanji untuk memperkenalkan reformasi pajak dan menguatkan institusi negara.

Kebijakan ramah investasi diyakini dapat mengatasi pengangguran.

"Kami akan memperkenalkan sistem pemerintahan yang belum pernah dilihat sebelumnya di negara ini," kata Khan.

Baca juga: Mantan Pemain Kriket Klaim Kemenangan dalam Pemilu Pakistan

Namun di balik itu semua, dia harus menghadapi masalah dari dalam dan luar negeri, termasuk krisis ekonomi dan retaknya hubungan dengan Amerika Serikat, Afghanistan, dan India yang juga memiliki senjata nuklir.

Analis memperkirakan pemerintahan Khan akan diliputi oleh prospek ekonomi yang memburuk, mengingat bank sentral telah mendevaluasi mata uang rupee Pakistan sebanyak empat kali sejak Desember lalu.

Shafqat Mahmood, menteri pendidikan Pakistan yang baru, mengatakan menurunnya perekonomian akan menimbulkan masalah besar.

Dia mengklaim, partai penguasa akan menawarkan kesejahteraan dan melakukan reformasi kebijakan yang diperlukan.

"Semua orang di partai menyadari bahwa kami harus bekerja lembur untuk memenuhi harapan besar ini," katanya.

Baca juga: Kampanye Dirusak Serangan Mematikan, Pakistan Tetap Gelar Pemilu

Sejarah 71 tahun pemerintahan Pakistan diselingi oleh kudeta dan pembunuhan, sementara pemilu 2018 merupakan transisi kekuasaan demokratis yang kedua.

Sejauh ini, tidak ada perdana menteri Pakistan yang pernah menyelesaikan masa jabatan selama lima tahun penuh.

Di sisi lain, Khan juga harus menghadapi isu yang seperti banyak pendahulunya, yaitu bagaimana mempertahankan keseimbangan kekuatan dalam hubungan antara sipil dan militer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com