WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sekitar 350 surat kabar di Amerika Serikat pada Kamis (16/8/2018) kompak menyerukan kebebasan pers dan mengutuk serangan Presiden Donald Trump terhadap media.
CNN mengabarkan, seruan tersebut dimuat oleh seluruh koran pada bagian editorialnya masing-masing. Langkah ini pertama kali diusulkan oleh Boston Globe pada awal Agustus 2018.
"Seluruh aksi ini tidak anti-Trump. Ini benar-benar pro-pers," demikian editorial Boston Globe.
Baca juga: New York Times ke Trump: Jangan Panggil Jurnalis Musuh Masyarakat
Setiap surat kabar memuat editorial untuk mengkritik serangan Trump terhadap media di Washington dan New York, serta seluruh komunitas pers di AS.
Seperti diketahui, Trump pernah melontarkan kalimat yang melabelkan jurnalis sebagai "musuh masyarakat".
Di New Mexico, Valencia County News-Bulletin menulis respons terhadap pernyataan Trump itu.
"Kami bukan musuh, kami adalah masyarakat," tulisnya.
There is nothing that I would want more for our Country than true FREEDOM OF THE PRESS. The fact is that the Press is FREE to write and say anything it wants, but much of what it says is FAKE NEWS, pushing a political agenda or just plain trying to hurt people. HONESTY WINS!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 16 Agustus 2018
Lembaga kebebasan pers menilai serangan Trump terhadap media merupakan ancaman. Namun, pendukung Trump berpendapat, pers sangat bias terhadap pemberitaan tentangnya.
Dalam polling terbaru oleh Quinnipiac menunjukkan, 65 persen warga AS menganggap media pemberitaan sebagai bagian penting dari demokrasi, bukan musuh.
Baca juga: Aksi Warga Turki Memprotes AS: Trump Menari Perut hingga Tisu Dolar
Akhir bulan lalu, Trump memperkirakan media yang disebutnya sebagai "Fake News" bakal hancur, saat dia menjabat menjadi presiden untuk periode kedua.
"Dalam tujuh tahun, sebelum masa jabatan saya berakhir, rating mereka bakal menurun, dan mereka bakal hancur!" kicaunya.
Seperti diketahui, sejak menjabat pada Januari 2017, pria berusia 72 tahun itu menyebut CNN, NBC News, dan New York Times sebagai Fake News karena laporannya dianggap tidak adil oleh Trump.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.