Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamil di Usia 67 Tahun, Wanita Ini Tolak Saran Dokter untuk Aborsi

Kompas.com - 08/08/2018, 18:30 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Sangat ingin memiliki anak, seorang perempuan di China menolak saran dokter ketika dia hamil pada umur 67 tahun.

Dilansir SCMP Rabu (8/8/2018), perempuan bermarga Zhang itu menolak saran dokter untuk melakukan aborsi dikarenakan khawatir terhadap usianya.

Zhang dan suaminya memutuskan untuk menjalani program bayi tabung pada Juni lalu di sebuah rumah sakit di Taiwan.

Baca juga: Diming-iming Uang Rp 10.000, Gadis 14 Tahun Dicabuli Kakek hingga Hamil

Dia lalu pulang, dan bermaksud memeriksakan kehamilannya di Pusat Kesehatan Baodao di Beijing. Namun, rumah sakit tidak berani merawatnya.

Dia lalu dirujuk ke Rumah Sakit Universitas Ketiga Peking, di mana dokter yang merawat Zhang, Li Shilan, berkata sangat berisiko jika dia melahirkan.

Selain faktor usia yang hampir memasuki kepala tujuh, Zhang juga menderita darah tinggi, dan fakta dia mengandung bayi kembar menambah kecemasan Li.

Selain Li, salah seorang dokter yang ada di rumah sakit Peking juga menyarankan agar Zhang menggugurkan kandungannya.

Namun, Zhang bersikeras bakal melahirkan anak kembar itu. Sebab, dia dan suaminya sudah sangat mendambakan kehadiran seorang anak.

Zhang bercerita, dia mempunyai seorang putra yang tewas akibat kecelakaan mobil pada 2014 silam di usia 34 tahun.

Ketika putra Zhang lahir di 1980, China masih memberlakukan aturan satu keluarga satu anak, dan baru dicabut di 2015.

Dia mengaku sejak kematian putranya, dia harus menenggak pil tidur agar membantunya ketika beristirahat.

"Saya sudah punya rencana untuk mendidik ketika putra saya punya anak. Namun, impian itu harus kandas," keluh Zhang.

Dia menyatakan sempat berusaha untuk mengadopsi anak. Namun, pengajuan permintaan adopsi ditolak karena mereka sudah tua.

Zhang menambahkan, setelah dia meninggalkan rumah sakit Peking, Komisi Kesehatan dan Perencanaan Beijing memberikan edaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.

Dalam edaran itu, mereka diminta untuk tidak memberikan layanan kepada Zhang sebelum terlebih dahulu berkonsultasi dengan komisi.

Situasi tersebut dikeluhkan Zhang. Dia merasa diperlakukan seperti seorang pelaku kriminal. Dia menyatakan tak ada yang peduli ketika putra satu-satunya meninggal.

"Kini, ketika saya sudah menemukan solusi dan siap memulai kehidupan baru, kalian malah berusaha menghalangi saya," kecamnya.

Zhang yakin bakal mencapai usia 85 tahun di mana anaknya sudah dewasa. namun, jika dia meninggal, masih ada keponakannya.

Baca juga: Janin Hasil Aborsi Ditemukan di Dalam Jok Sepeda Motor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com