Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut LGBT Tidak Produktif, Partai Berkuasa Jepang Dihujani Kecaman

Kompas.com - 04/08/2018, 17:37 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Partai Liberal Demokratik (LDP) yang berkuasa di Jepang kini tengah dihujani kecaman akibat komentar salah seorang politisinya.

Anggota parlemen Mio Sugita, sekutu PM Shinzo Abe, menyebut pasangan gay dan lesbian sebagai warga yang tak produktif karena tak bisa memiliki anak.

Pernyataan itu disampaikan Mio lewat sebuah artikel yang terbit pada Juli lalu. Di dalam artikel itu dia mempertanyakan kebijakan menggunakan uang pajak untuk pasangan LGBT.

Baca juga: Diskusikan LGBT dengan Murid SD, Guru di AS Dihukum

"Dapatkan kita mendapat persetujuan karena menggunakan uang rakyat untuk pasangan LGBT? Mereka tak bisa memiliki anak. Dengan kata lain, mereka tidak produktif," demikian Mio dalam artikelnya.

Alhasil, markas besar LDP di Tokyo kini menjadi sasaran unjuk rasa 5.000-an orang pekan lalu.

Sementara, unjuk rasa serupa direncanakan digelar di Osaka dan kota-kota besar lain di Jepang pada akhir pekan ini.

PM Abe mencoba menenangkan keributan ini dengan mengatakan, pernyataan Mio Sugita bertentangan dengan kebijakan partai terkait kelompok minoritas yang memiliki orientasi seks berbeda.

Selain itu, LDP juga memmperingatkan Mio Sugita agar lebih berhati-hati dalam membuat pernyataan publik.

"Artikel yang ditulis anggota parlemen Mio Sugita, termasuk kalimat yang mengandung kurangnya pemahaman soal isu LGBT dan memperhatikan perasaan orang-orang yang terlibat di dalamnya," demikian LDP.

Namun, LDP tidak memberikan teguran apapun terhadap Mio Sugita meski tekanan agar politisi itu turun dari kursinya amat besar.

Mio Sugita, ibu satu anak itu, dikabarkan telah memberi pernyataan. Dia mengatakan, mempertimbangkan serius instruksi partai tetapi dia tidak meminta maaf atau menarik pernyatannya.

Sejumlah analis menilai, PM Abe amat khawatir masalah ini akan merusak popularitasnya menjelang pemilihan ketua partai pada September.

Padahal, jabatan ketua partai ini amat penting jika Abe ingin mempertahankan jabatannya sebagai perdana menteri.

"Saya kira  masalah ini tidak akan terlalu berpengaruh para kampanye pemilihan tetapi setidaknya Abe terlihat khawatir akan dampak buruknya," ujar Tetsuro Kato, profesor emeritus Universitas Hitotsubashi,Tokyo.

Di sisi lain, masalah ini menjadi peluru bagi kelompok oposisi untuk mengecam LDP terutama atas tindakan lemahnya terhadap Mio Sugita.

"Jika dia (Sugita) tidak meminta maaf atau menarik pernyataannya, dia harus berhenti menjadi anggota parlemen," kata Akira Koike dari Partai Komunis Jepang.

Baca juga: Survei SMRC: LGBT Tak Sejalan dengan Agama, tetapi Haknya Wajib Dilindungi

Selain Akira Koike, desakan agar Mio Sugita meminta maaf atau menarik pernyataannya juga datang dari para legislator lokal.

"Tidak ada fungsi membersihkan diri di LDP. LDP tidak layak membicarakan pemahaman tentang isu LGBT," kata Taiga Ishikawa, politisi Jepang pertama yang secara terbuka mengaku sebagai gay.

Meski secara umum warga Jepang amat toleran terhadap kelompok LGBT tetapi sejauh ini tidak ada perlindungan hukum khusus bagi mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com