Trump Kaji Kemungkinan Warga AS Dapat "Mencetak" Senjata Sendiri

WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump mengatakan, dirinya tengah mencari tahu peluang yang memungkinkan warga Amerika untuk dapat mencetak sendiri senjata mereka.

Melansir AFP, Pemerintahan Trump sebelumnya mengajukan proposal yang akan mengizinkan warga AS untuk membuat sendiri senjata mereka menggunakan mesin cetak tiga dimensi.

Proposal tersebut menuai pro dan kontra di tengah publik, antara pihak yang melihatnya sebagai perluasan hak kepemilikan senjata bagi warga, serta yang menilai aturan tersebut akan melanggar undang-undang ekspor senjata api.

"Saya sedang mengkaji kemungkinan senjata plastik tiga dimensi untuk dijual kepada publik. Saya sudah berbicara dengan NRA, sepertinya tidak masuk akal!" kata Trump yang tampaknya mendukung pembatasan.

Baca juga: AS Beri Sanksi Delapan Individu Terkait Program Senjata Kimia Suriah

Asosiasi Senapan Nasional (NRA) merupakan organisasi yang cukup berpengaruh dalam urusan peredaran persenjataan di AS, sekaligus menjadi bagian tak terpisahkan dalam mesin politik Partai Republik.

Selama kurun waktu 18 bulan masa kepemimpinannya, Trump telah menghadapi sejumlah insiden penembakan massal yang terjadi di sekolah dan ruang publik.

Trump pun tampaknya mendukung dalam penguatan regulasi kepemilikan senjata api, sebelum ditekan oleh kelompok pendukungnya.

Delapan negara bagian AS pada Senin (30/7/2018) telah mengajukan gugatan untuk menghalangi keputusan pemerintahan Trump yang memperbolehkan mesin cetak tiga dimensi untuk membuat senjata plastik.

Mereka yang menentang kebijakan tersebut beranggapan bahwa hal  tersebut bakal hampir tidak mungkin untuk dikendalikan.

Pemerintahan Trump bulan lalu telah mencapai kesepakatan berkat Cody Wilson, seorang advokat hak bersenjata asal Texas.

Setelah perdebatan panjang di pengadilan, dia berhasil memperdebatkan Amandemen Kedua Konstitusi AS yang menjamin hak kepemilikan senjata pribadi, harus diperluas menjadi hak untuk membuat sendiri senjata mereka di rumah.

Baca juga: Studi: Terdapat 1 Miliar Senjata Api di Dunia, Bagaimana di Indonesia?