Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawat Demonstran yang Terluka, Belasan Dokter dan Petugas Medis Dipecat

Kompas.com - 29/07/2018, 07:07 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

LEON, KOMPAS.com - Belasan dokter, perawat, dan staf teknis di sebuah rumah sakit pemerintah di Nikaragua dipecat setelah mereka memberi perawatan kepada para demonstran anti-pemerintah yang terluka.

Di antara para tenaga medis yang dipecat secara mendadak tersebut terdapat delapan dokter spesialis. Mereka bahkan dipecat saat tengah melakukan tindakan operasi.

Dilansir AFP, para tenaga medis yang dipecat tanpa pembenaran hukum bekerja untuk Rumah Sakit Oscar Danilo Rosales di kota barat laut Leon, yang dikelola Kementerian Kesehatan.

"Mereka dipecat karena dianggap telah mendukung aksi para demonstran," kata kepala departemen bedah dan endoskopi, Javier Pastora, pada Jumat (27/7/2018).

Baca juga: Insiden Penembakan Kampus Nikaragua, 10 Orang Tewas

Pastora, yang telah bekerja sebagai tenaga medis di Nikaragua selama 33 tahun, mengatakan setidaknya sembilan dokter spesialis termasuk di antara mereka yang dipecat.

Salah seorang dokter bahkan didatangi dan dipecat oleh pihak rumah sakit saat tengah melakukan tindakan operasi.

"Saya dalam operasi ketika mereka datang untuk mengatakan bahwa saya tidak bisa lagi tinggal karena saya dipecat," kata ahli bedah kanker Aaron Delgado.

Staf rumah sakit dan warga kota Leon melakukan protes di depan rumah sakit menuntut dibatalkannya pemecatan.

Aksi demontrasi dan gerakan menentang pemerintah telah berlangsung di Nikaragua selama lebih dari tiga bulan terakhir, menuntut pemecatan Presiden Daniel Ortega.

Tindakan pemecatan sepihak tersebut seolah menguatkan dugaan tindak kekerasan dan penganiayaan oleh pemerintah terhadap pihak-pihak yang menentang.

Baca juga: Demi Kurangi Kapasitas LP, Nikaragua Bebaskan 8.000 Narapidana

Nikaragua telah mengalami lebih dari tiga bulan kerusuhan ketika protes-protes itu secara brutal dilawan oleh polisi dan paramiliter bersenjata pro-pemerintah.

Data dari kelompok hak asasi manusia menyebut telah lebih dari 300 orang tewas dan ribuan orang telah melarikan diri ke Costa Rica untuk keamanan, menyusul tindakan keras yang dilancarkan polisi dan kelompok paramiliter bersenjata yang mendukung pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com