Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2018, 19:26 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

MELBOURNE, KOMPAS.com - Pendukung gerakan Papua Barat Merdeka melakukan unjuk rasa di depan kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne di kawasan Albert Park, Melbourne, Jumat siang (20/7/2018).

Mereka semula bermaksud berkemah di depan KJRI selama dua hari namun dibubarkan aparat keamanan.

Aksi unjuk rasa ini didasari sejumlah laporan media soal insiden yang terjadi antara Polri dan TNI dengan kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat di Kabupaten Nduga, Papua Barat.

Baca juga: Pengibaran Bendera Bintang Kejora, CCTV KJRI Melbourne Diperiksa

Dalam laporan tersebut disebutkan ketegangan meningkat setelah terjadi penembakan terhadap sebuah pesawat Twin Otter yang membawa perlengkapan pemilihan kepala daerah, akhir Juni lalu.

Dilaporkan pula beberapa warga Papua dan kelompok hak asasi manusia meminta agar Polri dan TNI menghentikan operasi bersama dari kawasan tersebut.

Permintaan ini pula yang disampaikan kelompok pendukung Papua Barat Merdeka yang beraksi di KJRI Melbourne.

"Kami menuntut agar tentara Indonesia keluar dari desa dan memperbolehkan bantuan makanan dan medis kepada orang-orang yang terkena dampaknya," ujar Izzy Brown, salah satu pendukung Papua Merdeka di Melbourne.

Kepada ABC Indonesia, Izzy mengatakan, awalnya unjuk rasa hendak digelar selama dua hari dengan berkemah di rerumputan yang menjadi pembatas jalan di depan kantor KJRI.

"Polisi kemudian datang dan kita tidak diperbolehkan berkemah. Petugas dari 'Park Victoria' juga meminta kami untuk membongkar tenda dan berkemas," ujarnya.

Park Victoria adalah otoritas yang mengatur pengeloaan seluruh taman dan kebun di negara bagian Victoria, termasuk izin penggunaan taman dan kebun.

Izzy mengaku terdapat sekitar 15 orang yang bergabung dalam protes yang sejatinya akan menggelar acara musik, makan-makan, dan api unggun di malam hari.

Sementara itu, KJRI Melbourne menanggapi unjuk rasa tersebut dengan mengatakan pemerintah Australia memperbolehkan warganya untuk menyampaikan ekspresi dalam batas kewajaran.

"Tapi yang disayangkan karena mereka telah menganggu ketertiban umum dan kelancaran lalu lintas di depan kantor KJRI," ujar seorang staf KJRI.

"Mereka mendirikan tenda di atas area rerumputan pembatas jalan tapi melakukan aksi di depan kantor, jadi perlu menyeberang dan melintasi jalan yang tentu menghalangi pengendara mobil."

Saat unjuk rasa terjadi, KJRI mengaku telah melakukan koordinasi dengan Kepolisian Federal Australia dan Kementerian Luar Negeri Australia.

Untuk pengamanan di dalam kantor, KJRI menjaga agar semua staf dan karyawan tetap waspada dan berhati-hati.

Keterlibatan pihak keamanan Australia juga dilakukan untuk memastikan tidak ada lagi upaya penerobosan kantor KJRI, seperti yang terjadi Januari tahun lalu.

Baca juga: Puluhan Simpatisan Papua Barat Merdeka Berunjuk Rasa di KJRI Melbourne

Saat itu, seorang anggota kelompok pendukung Papua Barat Merdeka di Melbourne menerobos dan memanjat tembok kantor KJRI Melbourne dan membentangkan bendera kelompoknya.

Saat itu, pemerintah RI lewat Menlu Retno Marsudi menuntut agar pemerintah Australia memastikan perlindungan bagi perwakilan diplomatik, termasuk bagi kantor dan karyawannya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com