Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patahan Jarum Suntik Tertinggal di Paha Bayi Usia 1,5 Bulan

Kompas.com - 20/07/2018, 15:35 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

MUMBAI, KOMPAS.com - Seorang bayi laki-laki usia 1,5 bulan di India harus menjalani operasi selama dua jam, setelah patahan jarum suntik tertinggal di pahanya.

Diwartakan The Indian Express, Jumat (20/7/2018), jarum suntik vaksin itu menyebabkan paha bayi bengkak dan demam selama 19 hari.

Bayi dibawa ke rumah sakit anak Bai Jerbai Wadia di Mumbai, India. Dari pemeriksaan X-ray, diketahui adanya patahan jarum di paha bayi.

Baca juga: Gedung Enam Lantai Runtuh di India, Lima Orang Ditemukan Tewas

Orangtuanya memutuskan untuk mengambil langkah hukum terhadap Neel Clinic atas tindakan yang membahayakan putra mereka.

Semula, bayi itu dibawa ke Neel Clinic untuk menerima vaksin. Ayah bayi tersebut, Sudhakar Pashte, mengatakan anaknya mengalami demam tinggi dan bengkak pada paha, setelah divaksin.

"Kami tidak tahu kalau ada sesuatu yang salah dengan vaksinasi," ucapnya.

Kemudian, dia membawa putranya ke dokter anak swasta dan didiagnosis mengalami infeksi tulang atau osteomielitis pada sendi panggul kanan.

Dokter merujuk bayi itu untuk menjalani pengobatan di rumah sakit. Pemeriksaan X-ray dan CT scan menunjukkan ada benda asing di dalam tubuh bayi.

"Ketika kami bertanya kepada orangtua, mereka mengatakan bayi itu telah menerima suntikan vaksin klinik lokal di Panvel," kata Pradnya Bendre, ahli bedah anak di rumah sakit Wadia.

Operasi panjang selama dua jam dilakukan pada awal bulan ini untuk mengangkat jarum dari paha bayi.

"Jarum sepanjang 2 cm ditemukan tertanam di sendi pinggul kiri," ucapnya.

Baca juga: Polisi India Tangkap 18 Orang Tersangka Pemerkosa Bocah 12 Tahun

Dokter mengatakan, bocah itu beruntung karena jarum itu tidak membahayakan organ vitalnya. Namun, bayi tetap dirawat di rumah sakit karena mengalami sedikit infeksi.

P B Neel, dokter yang menangani prosedur vaksinasi di Neel Clinic, mengatakan dia tidak tahu ada kasus semacam itu.

"Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Kami selalu memeriksa setiap pasien selama vaksinasi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com