TRIPOLI, KOMPAS.com - Jika perhelatan Piala Dunia 2018 di Rusia dipenuhi kegembiraan dan keceriaan, maka hal sebaliknya mewarnai kompetisi sepak bola di Libya.
Di negeri yang tengah dikoyak perang itu, bermain sepak bola sama berbahayanya dengan berada di garis depan pertempuran.
Sebuah video menggambarkan betapa bahaya kematian mengancam para pesepak bola negeri Afrika Utara tersebut.
Baca juga: Dewan Keamanan PBB Perpanjang Embargo Senjata ke Libya
Kisahnya terjadi pada Senin (16/7/2018) ketika final Piala Libya antara Al-Ittihad dan Al-Helai digelar di Stadion Al-Khums.
Awalnya pertandingan berjalan lancar dan hingga menit ke-87 kedudukan masih sama kuat 0-0. Tiba-tiba terdengar suara tembakan senapan tak jauh dari lokasi stadion.
Mendengar suara tembakan itu, sebagian pemain langsung merebahkan diri di lapangan dan sebagian lainnya berlarian mencari tempat berlindung.
???? ????? ????? ?????? ?? ????? ??? #????? ????? ????? ???? #?????? ?? ?????? pic.twitter.com/l9DGf8rnI4
— Rimessa ?????? (@rimessasports) July 16, 2018
Setelah beberapa menit, suara tembakan menghilang dan kondisi kembali dinyatakan aman.
Selanjutnya para pemain kedua kesebelasan kembali memasuki lapangan dan melanjutkan pertandingan.
Akhirnya Al-Ittihad berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 2-0 setelah melewati babak perpanjangan waktu.
Baca juga: Putra Muammar Gaddafi Calonkan Diri Jadi Presiden Libya
Sebenarnya, Al-Ittihad mencetak gol ketiga menjelang laga berakhir. Namun, gol itu tidak disahkan karena pemain Al-Helal pergi meninggalkan lapangan sebagai bentuk protes atas kepemimpinan wasit.
Pekan lalu, Al-Ittihad memastikan diri melaju ke babak final setelah lawan mereka di semifinal Al-Ahli Tripoli mengundurkan diri dari laga yang digelar di kota Zawiya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.