Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Sempat Ancam Bakal Bawa AS Keluar dari NATO

Kompas.com - 12/07/2018, 20:48 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BRUSSELS, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam bakal keluar dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Ancaman tersebut dia lontarkan saat hadir dalam pertemuan para pemimpin anggota NATO di Brussels, Belgia.

Dilansir Politico Kamis (12/7/2018), Trump menginginkan 28 anggota NATO yang lain untuk meningkatkan sumbangan mereka.

Baca juga: Trump Desak Anggota NATO Tambah Sumbangan Militernya

Sebab, selama ini dia mengeluhkan para pembayar pajak AS harus terbebani karena mereka menanggung sebagian besar anggaran.

Dari total 1 triliun dolar AS pengeluaran NATO, Negeri "Paman Sam" memberikan 706 miliar, atau sekitar Rp 10.174 triliun.

Inggris berada di peringkat kedua dengan sumbangan NATO 62 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 893 triliun.

Lalu Perancis memberi 52 miliar dolar AS, Rp 749 triliun, dan Jerman 51 miliar dolar AS, atau Rp 734,9 triliun.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengumumkan mereka bakal menaikkan sumbangan sebesar empat persen dari GDP.

Namun, Trump menolak. Dia bersikeras seluruh anggota aliansi negara Barat itu harus membelanjakan empat persen dari GDP ke NATO.

Dia meminta sebuah rancangan konkret bagaimana total pembelanjaan tersebut ketika mereka bertemu kembali Januari 2019.

Sumber pejabat NATO menuturkan, Trump mengancam bakal ada "konsekuensi besar" jika permintaannya tak dituruti.

"Kami sempat mendengar jika negara NATO lain tak membayar, maka Trump bakal melakukan dengan caranya, atau AS lebih baik keluar," kata sumber itu.

Perkataan Trump membuat Stoltenberg kalang kabut, dan dikabarkan segera menggelar pertemuan darurat.

Presiden ke-45 dalam sejarah AS itu tidak menjawab pertanyaan awak media soal ancamannya keluar dari NATO.

Baca juga: Kanada Siap Pimpin Misi Latihan Militer NATO di Irak

Hanya, dia sempat menjawab ketika ada jurnalis bertanya apakah dia bisa memutuskan keluat tanpa menunggu persetujuan Kongres AS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com