Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3.000 Migran Anak di AS Bakal Jalani Tes DNA

Kompas.com - 06/07/2018, 12:18 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Otoritas di Amerika Serikat akan melakukan tes DNA terhadap 3.000 migran anak sebagai upaya untuk menyatukan mereka dengan orangtua atau kerabatanya.

Dilansir dari BBC, Kamis (5/7/2018), Menteri Kesehatan AS Alex Azar mengatakan, tes DNA diperlukan untuk memenuhi tenggat waktu pengadilan untuk menyatukan kembali keluarga.

Tes DNA dipakai karena metode yang biasa dilakukan lembaga itu terlalu lambat.

Baca juga: Ini Alasan Pentagon Diminta Tampung Migran Anak di Pangkalan Militer

Pengadilan memberikan waktu agar migran anak berusia empat tahun dapat berkumpul dengan keluarganya sebelum 10 Juli 2018, sedangkan anak berusia lima tahun antara 17 hingga 26 Juli 2018.

Data dari kementerian kesehatan menunjukkan, 100 dari migran anak masih berusia di bawah lima tahun.

"Kementerian mengetahui identitas dan lokasi setiap anak kecil dalam perawatan kami," katanya.

Sekitar 11.800 anak di bawah umur saat ini berada di tahanan AS, setelah menyeberang dari Meksiko secara ilegal. Sebanyak 80 persen dari mereka adalah remaja, kebanyakan laki-laki yang memasuki wilayah AS sendirian.

Azar mengatakan, penyatuan keluarga akan tetap dilaksanakan di tahanan Kementerian Keamanan Dalam Negeri karena kasus mereka diputuskan di sana.

Asisten Menteri Kesehatan AS Jonathan White menilai, hasil tes DNA hanya digunakan untuk secara akurat menghubungkan orang tua dengan anak-anak.

Baca juga: Kembali Jenguk Migran Anak, Melania Trump Tak Pakai Jaket Kontroversial

Sementara itu, aktivis khawatir data DNA dapat digunakan oleh pemerintah untuk keperluan lain dan anak-anak masih terlalu dini menyetujui tes DNA.

"Sangat disayangkan mereka menggunakan kedok menyatukan anak-anak untuk mengumpulkan data yang lebih sensitif," kata Jennifer Falcon dari RAICES, sebuah kelompok berbasis di Texas yang mewakili keluarga migran.

"Ini akan memungkinkan pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap anak-anak ini selama sisa hidup mereka," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com