Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Selfie" Dekat Area Lava Gunung Api, Puluhan Turis di Hawaii Ditangkap

Kompas.com - 21/06/2018, 09:49 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

BIG ISLAND, KOMPAS.com - Sebanyak 40 turis di Hawaii, Amerika Serikat, ditangkap sejak erupsi Gunung Kilauea pada bulan lalu karena mengambil foto dan selfie di dekat aliran lava dan wilayah terbatas yang terlarang bagi publik.

Dilansir dari Newsweek, Rabu (20/6/2018), turis tersebut mendapat denda hingga 5.000 dollar AS atau sekitar Rp 70 juta dan terancam hukuman penjara.

Mereka ditangkap karena melanggar hukum dengan memasuki zona terlarang yang berisiko terhadap kehidupan manusia akibat lava panas dan gas berbahaya.

Sulfur dioksida misalnya, merupakan gas mematikan yang dapat menyebabkan kerusakan paru-paru jika terhirup.

Baca juga: Selamatkan Diri dari Lava, Pria Hawaii Malah Terjebak 12 Hari di Garasi

Gubernur Hawaii David Ige telah memperingatkan para pejabat untuk lebih kuat membatasi akses pengunjung ke wilayah yang terbatas.

"Saya menemukan adnaya kebutuhan untuk memperkuat penegakan hukum bagi otoritas penanganan situasi darurat dalam mengendalikan akses publik ke area berbahaya," katanya.

"Selain itu, terkait upaya evakuasi sebagai akibat dari kegagalan masyarakat untuk mematuhi instruksi dan perintah yang dikeluarkan otoritas," imbuhnya.

Seperti diketahui, kecepatan aliran lava terus meningkat sejak celah gunung berapi memuntahkan lava ke laut.

Kecepatan aliran lava dapat mencapai 27 km/jam, yang lebih cepat dari rata-rata manusia dapat berlari.

Rata-rata orang bisa berlari dengan kecepatan sekitar 16 km/jam hingga 24 20 km/jam, artinya manusia tidak bisa berlari lebih cepat dari lava.

Baca juga: Kena Lahar, Seorang Pria Jadi Korban Pertama Letusan Gunung Api di Hawaii

Observatorium Gunung Api Hawaii mencatat, gunung Kilauea di Big Island telah terus erupsi sejak 1983, tetapi aktivitas seismik melonjak pada akhir April lalu.

Pucaknya, erupsi dibarengi dengan gempa 6,9 magnitudo pada 4 Mei yang terkuat di negara bagian itu sejak 1975.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com