Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persidangan Ungkap Rencana Seorang Pemuda Pendukung ISIS Bunuh PM Inggris

Kompas.com - 20/06/2018, 19:09 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Rencana seorang pemuda pendukung kelompok teroris ISIS yang ingin menyerang dan membunuh perdana menteri Inggris terungkap dalam persidangan di London, Rabu (20/6/2018).

Melansir The Independent, Naa'imur Zakariyah Rahman (20) dituduh merencanakan serangan ke kantor perdana menteri Inggris di Downing Street dan membunuh Perdana Menteri Theresa May.

Namun rencana tersebut berhasil digagalkan setelah tersangka menjalin komunikasi dengan agen mata-mata yang menyamar. Rahman telah ditahan pada November 2017 lalu.

Tersangka ditahan setelah bertemu dengan agen MI5 yang mengaku sebagai senior ISIS dan menyerahkan sebuah alat peledak palsu kepada tersangka.

Baca juga: Plot Pembunuhan Perdana Menteri Inggris dari Masa ke Masa

Dalam percakapannya dengan "Shaq", nama samaran yang dipakai agen MI5 saat bertemu tersangka, terungkap jika Rahman berencana menerobos kantor perdana menteri sambil membawa bom, pisau, dan racun.

Kepada "Shaq", Rahman bahkan menceritakan detail rencananya menggunakan salah seorang penjaga sebagai perisai manusia untuk memasuki kediaman perdana menteri, mendekatinya dan memenggalnya, sebelum kemudian bunuh diri.

Jaksa Mark Heywood QC mengatakan di hadapan persidangan Old Bailey, London, tersangka sempat mempertimbangkan bangunan militer dan MI5 sebelum akhirnya menetapkan kantor perdana menteri sebagai target serangan. Tersangka juga disebut siap mati saat menjalankan rencananya.

"Sebelum akhirnya ditangkap, dia percaya jika dirinya hanya berjarak beberapa hari dari tujuannya, melakukan serangan bunuh diri dengan pisau dan peledak ke Downing Street dan jika memungkinkan, turut membawa perdana menteri mati bersamanya," kata jaksa.

Tersangka turut dituduh telah membantu seorang rekannya untuk bergabung dengan ISIS dan membantu merekam video.

Di hadapan persidangan, Jaksa Heywood juga membacakan rekaman pesan percakapan Telegram dengan seorang agen MI5 yang mengaku sebagai salah satu petinggi ISIS.

"Bisakah kau menghubungkan saya dengan sel tidur (ISIS) secepatnya?" kata jaksa membacakan pesan yang dikirim tersangka pada September.

"Saya ingin melakukan bom bunuh diri ke parlemen. Saya ingin mencoba membunuh Theresa May.. tujuan saya adalah menghabisi target. Tidak kurang dari kematian para pemimpin parlemen," lanjut pesan yang dibacakan jaksa.

Baca juga: Oposisi Tuduh PM Inggris Serang Suriah karena Diperintahkan Trump

Di persidangan juga terungkap proses perkenalan tersangka dengan agen yang menyamar pada bulan Oktober tahun lalu, hingga transaksi perangkat peledak palsu pada 28 November 2017.

Rahman ditangkap beberapa menit setelah menerima peledak palsu itu dari agen yang menyamar.

Di hari yang sama turut ditahan rekan Rahman, yakni Mohammad Aqib Imran (22) yang sebelumnya ingin bergabung dengan ISIS. Dia dituduh berperan dalam pengumpulan dana dan menyiapkan paspor palsu saat berhubungan dengan agen MI5.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com