Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Terus Mendengar Ledakan di Berbagai Penjuru Kota"

Kompas.com - 18/06/2018, 13:14 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

HODEIDAH, KOMPAS.com - Serangan yang dilakukan koalisi di bawah pimpinan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di Hodeidah, Yaman, membuat sebagian penduduknya terpaksa mengungsi.

Diwartakan Al Jazeera Senin (18/6/2018), sekitar 4.500 keluarga melarikan diri dalam serangan yang telah memasuki hari kelima itu.

Jurnalis independen, Manal Qaed menjelaskan, warga mendengar suara jet tempur koalisi yang menderu tak henti-hentinya selama siang dan malam.

"Jet tempur itu terbang rendah. Kami terus mendengar ledakan di berbagai penjuru kota. Semua khawatir karena tidak tahu apa yang terjadi," ujar pria 34 tahun itu.

Baca juga: Koalisi Arab Saudi Serang Markas Houthi di Hodeidah

Qaed berujar, beberapa warga desa di Hodeidah mulai mengungsi dengan berjalan kaki. Salah satunya adalah desa al-Manthar.

"90 persen dari desa berpenduduk 5.000 jiwa itu telah keluar. Desa lainnya, Taif, sudah sepenuhnya kosong," kata Qaed.

Salah satu warga Hodeidah, Abdo Mohammed Haidar, menyatakan warga di sana mengungsi di Ibb yang berjarak 300 kilometer ke selatan, atau al-Mahwit.

Haidar berkata, operasi Golden Victory yang dilancarkan koalisi Saudi tidak sampai melumpuhkan Hodeidah. Namun, dia mengaku warga mulai kesulitan.

Sebab, bantuan yang diberikan oleh PBB mulai menipis. Salah satunya adalah UNICEF yang menyediakan layanan kesehatan dasar.

"Dengan suara tembakan yang semakin jelas terdengar, bantuan yang tersedia mulai tidak mencukupi warga di sini," katanya.

"Kebanyakan orang di sini miskin dan tidak bekerja. Setiap hari yang terlewati tanpa menghasilkan uang membuat mereka semakin dekat menuju kelaparan," tambahnya.

Sejak Rabu pekan lalu (13/6/2018), koalisi yang menyokong pasukan pemerintah Yaman melancarkan serangan terhadap basis Houthi di Hodeidah.

Hodeidah merupakan kota pelabuhan yang menjadi pintu masuk ke Laut Merah. Sebelum 2015, kota itu memegang lebih dari 70 persen impor Yaman.

Baca juga: Pertempuran dengan Houthi di Hodeidah, 4 Tentara UEA Tewas

Sejak konflik sipil di Yaman pecah pada Maret 2015, kota tersebut merupakan jalur terpenting untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.

Ketika Hodeidah dikuasai oleh Houthi, koalisi Saudi menuduh kelompok pemberontak tersebut menyelundupkan senjata dari Iran.

Halaman:
Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com