Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Bakar Pesawat dan Rumah Gubernur, Papua Niugini Umumkan Keadaan Darurat

Kompas.com - 18/06/2018, 11:00 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

PORT MORESBY, KOMPAS.com - Pemerintah Papua Niugini mengumumkan keadaan darurat di wilayah Dataran Tinggi Selatan, setelah massa bersenjata mengamuk dan membakar sebuah pesawat penumpang dan rumah gubernur setempat.

Dilansir dari AFP, Senin (18/6/2018), polisi mengatakan, massa marah akibat keputusan pengadilan untuk membatalkan petisi terhadap pemilihan Gubernur William Powi pada 2017, di tengah kekhawatiran korupsi.

Perdana Menteri Papua Niugini Peter O'Neill mengumumkan keadaan darurat selama 9 bulan dan membekukan pemerintahan provinsi.

"Keadaan normal sedang dipulihkan di provinsi ini," katanya dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Kecewa Hasil Pemilu, Demonstran Bakar Pesawat di Papua Niugini

"Tidak ada orang yang posisinya berada di atas hukum dan semua yang terlibat akan menghadapi kekuatan penuh dari hukum, serta bertanggung jawab atas kejahatan yang mereka lakukan," ucapnya.

Seperti diketahui, massa membakar rumah Powi dan gedung pengadilan lokal di kota Mendi pada akhir pekan lalu. Demonstran juga menghancurkan sebuah pesawat milik maskapai nasional di bandara.

Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut. Maskapai Air Niugini menyebut, awak pesawat Dash 8 itu berhasil menyelamatkan diri dan telah kembali ke Port Moresby.

Air Niugini terpaksa menangguhkan penerbangan ke wilayah Dataran Tinggi Selatan.

"Kami melakukan tinjauan lengkap tentang apa yang terjadi, dan menilai risiko sesuai dengan persyaratan Otoritas Keselamatan Sipil Penerbangan Sipil", demikian pernyataan manajemen Air Niugini.

Gambar di media sosial menunjukkan pesawat turboprop bermesin ganda itu terbakar.

Baca juga: Berobat ke Australia, Seorang Nenek asal Papua Niugini Ditahan

Laporan dari wartawan Radio Selandia Baru di Mendi, Melvin Levongo, mengatakan polisi kalah jumlah dengan massa yang mengamuk.

Pihak berwenang tidak dapat menghentikan aksi massa yang menggunakan senjata.

"Massa ingin melakukan sesuatu. Mereka sangat marah terhadap gubernur," kata pihak polisi kepada Levongo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com