Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecewa Hasil Pemilu, Demonstran Bakar Pesawat di Papua Niugini

Kompas.com - 15/06/2018, 10:51 WIB
Veronika Yasinta

Editor

MENDI, KOMPAS.com - Para pendukung yang marah dari seorang kandidat yang kalah dalam pemilihan umum, membakar sebuah pesawat penumpang di Dataran Tinggi Papua Nugini.

Para saksi mengatakan, pesawat Dash 8 yang akan meninggalkan kota Mendi pada Kamis (14/6/2018) petang dihentikan dan dibakar.

Direktur Keperawatan Rumah Sakit Mendi, Anna Anda, mengatakan para pendukung calon yang kalah untuk kursi di provinsi Dataran Tinggi Selatan melakukan kerusuhan, ketika berita tentang keputusan pengadilan tentang pemilu sampai ke telinga mereka.

Baca juga: Berobat ke Australia, Seorang Nenek asal Papua Niugini Ditahan

"Mereka mengamuk dan membakar semuanya, bahkan Air Niugini (pesawat)," katanya.

"Aku bisa melihat asap hitam naik, itu sangat mengerikan," imbuhnya.

Air Niugini mengeluarkan pernyataan untuk mengonfirmasi pesawatnya telah dirusak.

"A Link PNG (anak perusahaan maskapai) DHC-8 pesawat dirusak dalam kerusuhan sipil di bandara Mendi, Provinsi Dataran Tinggi Selatan hari ini menyusul keputusan hasil pemilu," kata perusahaan itu.

"Pesawat mengalami kerusakan ketika perusuh menyerbu tarmak, dan National Airports Corporation juga telah menutup bandara," imbuhna.

Air Niugini mengatakan, penumpang dan awak pesawat turun dari pesawat.

Perselisihan mengenai kursi provinsi telah menyebabkan korban jiwa di Dataran Tinggi Selatan dan serangan terhadap bisnis yang sebelumnya dimiliki oleh Perdana Menteri Peter O'Neill.

Para saksi di Mendi mengatakan massa berusaha membakar lebih banyak bangunan dalam kekerasan baru.

Baca juga: Total Korban Tewas Gempa Magnitudo 7,5 di Papua Niugini Capai 125 Jiwa

O'Neill mengatakan, pemerintah akan mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional untuk menanggapi kekerasan tersebut.

"Tindakan yang kita lihat hari ini di Mendi sangat memalukan," katanya.

"Keadaan darurat akan diumumkan, dan pasukan keamanan tambahan dikerahkan untuk mencegah perilaku melanggar hukum lebih lanjut," imbuhnya.

"Mereka yang terlibat akan ditahan oleh polisi dan diadili," ucap O'Neill.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com