Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Miyamoto Musashi, Ahli Pedang Legendaris Jepang

Kompas.com - 13/06/2018, 23:59 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Miyamoto Musashi, atau Niten Doraku, merupakan filsuf, penulis, hingga ahli pedang hebat dari Jepang pada awal zaman Edo.

Namanya melegenda karena dia merupakan pengguna dua pedang yang terbilang unik pada masa itu, dan tak terkalahkan dalam 61 duel.

Dia merupakan penemu teknik pedang Nito-Ichi-ry?, dan penulis seni bela diri dan berpedang Go Rin No Sho atau The Book of Five Rings dan Dokkodo atau The Path of Aloneness.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan biografi dari Ronin, atau samurai tak bertuan, tersebut.

Baca juga: Pakar Pedang Samurai Diduga Bunuh Diri dengan Cara Harakiri

1. Kelahiran dan Berkenalan dengan Pedang
Merujuk kepada buku Go Rin No Sho, Musashi lahir sekitar 1584 di desa Miyamoto, Provinsi Harima. Nama kecilnya adalah Bennosuke atau Takezo.

Ayah Musashi adalah Shinmen Munisai. Seorang seniman bela diri dan pengguna senjata jitte yang sering dipakai polisi zaman Edo.

Sejak usia tujuh tahun, Musashi diasuh oleh pamannya, Dorinbo, seorang biksu di Kuil Shoreian, tiga kilometer dari Hirafuku.

Dorinbo dan Tasumi, pamannya yang lain, mengajari dia agama Buddha dan pendidikan dasar seperti menulis dan membaca.

Adapun untuk ilmu bela diri, Musashi sudah menerima cara menggunakan jitte dari sang ayah, hingga Munisai meninggal pada 1592.

Baca juga: Tiga Tewas dalam Pembunuhan Gunakan Pedang Samurai di Kuil Tokyo

2. Duel Pertama
Jika merujuk kepada ceritanya di Go Rin No Sho, lawan pertama Musashi adalah samurai bernama Arima Kihei, pengguna Kashima Shinto-ryu ketika dia berusia 13 tahun.

William Scott Wilson, penerjemah samurai terkenal berkata, Kihei pada saat itu berkelana untuk mempertajam ilmu berpedangnya.

Di Hirafuku, Kihei mengunggah tantangan publik, yang kemudian ditanggapi Musashi dengan menuliskan namanya sendiri di kertas.

Seorang pembawa pesan lalu datang ke kuil Dorinbo di mana Musashi tinggal, dan memberi tahu bahwa tantangannya telah diterima oleh Kihei.

Dorinbo terkejut. Kepada Kihei, dia meminta agar pertarungan dengan keponakannya dibatalkan mengingat usia Munisai masih belia.

Kihei menolak. Dia berkata satu-satunya jalan adalah Musashi harus datang saat hari pertarungan, dan minta maaf secara langsung.

Jadi, saat hari pertarungan tiba, Dorinbo meminta maaf atas nama Musashi. Di luar dugaan, Musashi malah berteriak menantang Kihei.

Kihei yang marah kemudian menyerang Musashi menggunakan wakizashi. Namun, Musashi melempar Kihei hingga terjengkang.

Saat Kihei berusaha bangun, Musashi langsung memukulnya tepat di antara dua matanya, dan kemudian memukul hingga tewas.

"Arima konon adalah samurai yang arogan, selalu bersemangat dalam pertarungan, dan bukan samurai yang terlatih," kata Wilson.

Baca juga: Panorama Elok Negeri Asal The Last Samurai di Kagoshima

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com