Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Rakyat Korsel Mulai Mengidolakan Trump dan Kim Jong Un

Kompas.com - 01/06/2018, 23:59 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un di Singapura 12 Juni nanti masih belum diketahui kepastiannya.

Meski begitu, rakyat Korea Selatan (Korsel) mulai mengidolakan dua pemimpin yang sempat perang komentar sepanjang 2017 tersebut.

Itu yang terlihat dari hasil survei Gallup Korea kepada 1.002 responden berusia di atas 19 tahun, seperti dilansir Washington Post Jumat (1/6/2018).

Baca juga: Media Korea Utara: Kim Jong Un Tegaskan Tetap akan Lakukan Denuklirisasi

Dalam survei itu, tingkat penerimaan warga Korsel kepada Trumpa pada 2018 ini adalah 32 persen berbanding hanya sembilan persen yang diterimanya tahun lalu.

Adapun tingkat penerimaan kepada Kim 21 persen dibanding 10 persen pada 2017 menurut survei yang digelar pada 29-31 Mei tersebut.

Pakar jajak pendapat dari Universitas Nasional Seoul, Kang Won Taek, menyebut penerimaan rakyat Korsel kepada Trump merupakan sesuatu yang langka.

Sebab, ketika dilantik pada Januari 2017, banyak rakyat Korsel yang skeptis dengan kebijakan luar negeri presiden 71 tahun itu.

"Trump adalah Presiden AS paling tidak populer di Korsel. Namun, kini dia berhasil mengubah situasinya," beber Kang.

Dalam analisis Kang, presiden ke-45 dalam sejarah Negeri "Paman Sam" tersebut diterima baik dari kalangan konservatif maupun liberal.

Konservatif memuji Trump lantaran dia selalu memberikan tekanan maksimal kepada Korut yang berhasil memaksa mereka menggelar perundingan.

Baca juga: Trump: Pejabat Korut Bakal Serahkan Surat dari Kim Jong Un Jumat

Adapun kaum liberal di Korsel melihat berbagai retorika positif Trump yang selalu menekankana ingin berdialog dengan Kim.

Meski, kalangan liberal sempat terkejut ketika Trump sempat mengumumkan pembatalannya dengan Kim pada pekan lalu.

Adapun Kim, publik Korsel sudah menyukainya sejak dia bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae In di kawasan demiliterisasi Panmunjom 27 April lalu.

Kim menjadi Penguasa Korut pertama yang menginjakkan kaki di wilayah Korsel sejak kedua negara terlibat Perang Korea 1950-1953.

Kang menjelaskan, masih terdapat keraguan dari Seoul mengenai komitmen Korut dalam melakukan denuklirisasi di Semenanjung Korea.

"Namun, masih terdapat harapan bahwa pertemuan Kim dan Trump bakal memberikan arti penting," beber Kang.

Dia menganggap, Kim dan Trump begitu serius ingin bertemu, dan menyepakati isu denuklirisasi dan keamanan di Semenanjung Korea.

Baca juga: Kim Jong Un: Pertemuan dengan Trump Peluang Akhiri Konfrontasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com