Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mutiara Air Tawar Terbesar di Dunia Terjual Rp 5,1 Miliar

Kompas.com - 01/06/2018, 05:05 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

DEN HAAG, KOMPAS.com - Sebuah mutiara air tawar yang diklaim sebagai terbesar di dunia telah terjual dalam pelelangan di Belanda senilai 320.000 euro atau lebih dari Rp 5,1 miliar.

Dilansir AFP, Kamis (31/5/2018), mutiara yang juga dikenal dengan nama Mutiara Singa Tidur, karena bentuknya yang unik, tersebut diperkirakan terbentuk pada abad ke-18 di perairan China.

Bahkan banyak yang kemudian mengaitkannya dengan Sungai Zhujiang yang berarti Sungai Mutiara di China selatan sebagai tempat terbentuknya mutiara tersebut.

Para juru lelang mengatakan, mutiara tersebut memiliki berat sekitar 120 gram dengan ukuran diameter hampir tujuh sentimeter. Mutiara Singa Tidur ini dianggap sebagai salah satu dari tiga mutiara terbesar yang pernah ditemukan di dunia.

Baca juga: Ada Mutiara Alamiah Seberat 34 Kg di Filipina, Terbesar di Dunia?

Mutiara itu ditawarkan dalam pelelangan yang digelar rumah lelang Venduehuis, di Den Haag, Belanda.

Lelang mutiara tersebut dimenangkan seorang pedagang asal Jepang, yang tak diungkapkan namanya, dengan harga 320.000 euro.

Namun ditafsir nilai mutiara tersebut dapat mencapai 340.000 hingga 540.000 euro (sekitar Rp 8,7 miliar).

Dipaparkan dalam situs rumah lelang, mutiara Singa Tidur pernah dibawa ke Batavia atau Jakarta pada 1765. Mutiara itu dibawa oleh pedagang Belanda dari perusahaan Hindia Timur.

Di Batavia, mutiara itu dibeli oleh seorang akuntan bernama Hendrik Coenraad Sander.

"Setelah Sander meninggal dunia, mutiara tersebut dilelang di Amsterdam pada 1778 dan menjadi milik dari Ratu Rusia, Catherine Yang Agung," tulis rumah lelang Venduehuis.

Selama dimiliki Catherine, mutiara itu dipamerkan di St Petersburg hingga tahun 1796. Namun setelah kematian Catherine, keberadaan mutiara tidak diketahui hingga kembali muncul di Polandia.

Baca juga: Inilah Bedanya Mutiara Air Laut dengan Air Tawar

Pada 1865, mutiara tersebut kembali menemukan pemilik, yakni seorang pandai besi di Belanda, dan tetap dalam kepemilikan keluarga tersebut selama empat generasi.

"Perkumpulan Mutiara Amsterdam kemudian membelinya pada 1979 dengan tujuan untuk meneliti dan mengetahui proses terbentuknya mutiara tersebut," tulis situs rumah lelang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com