Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Di Anjung Sejarah Perubahan Malaysia...

Kompas.com - 27/05/2018, 13:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

WALAUPUN saya tinggal dan bekerja di Indonesia, Malaysia tetap merupakan tempat kediaman saya.

Namun begitu, sepanjang lima tahun terakhir, sekurang-kurangnya sejak Pilihan Raya Umum 2013, saya telah memperhatikan pancaroba politik negara itu dari luar.

Bisa dibilang, hampir seperti menonton satu seri pertunjukan teater dari jauh. Suara-suara yang dibisukan, walaupun ada kalanya petikan-petikan dialog yang riaknya tersebar ke seluruh dunia, tetapi menjadi hampir senyap sejurus kemudian.

Seolah-olah saya berdiri di atas anjung sejarah, melihat satu seri pertunjukan yang memalukan.

Watak-watak lucu terkandung di dalamnya benih-benih tragedi yang mereka buat sendiri ketika skandal 1MDB menyelubungi Putrajaya.

Baca juga: Mahathir Mohamad Umumkan 13 Nama Menteri di Kabinetnya

 

Kasus yang mencoreng pemimpin-pemimpin dan institusi-institusi kerajaan serta menampilkan babak-babak dramatis yang paling luar biasa dan, ya, memalukan!

Pengerahan kampanye Pakatan Harapan menarik ribuan pendukung dari berbagai wilayah di Malaysia CERITALAH/JOE KIT YONG Pengerahan kampanye Pakatan Harapan menarik ribuan pendukung dari berbagai wilayah di Malaysia
Kasus ini besar tak sekadar karena skalanya, terkait puluhan miliar ringgit dan menyeret deretan artis yang tak asing lagi (dari Leonardo DiCaprio, keluarga diraja Arab, Paris Hilton dan seorang ahli perniagaan tempatan ).

Kisah 1MDB menampilkan juga aktor utama, bekas Perdana Menteri Malaysia dan istrinya, membawa kedua mereka pada detik-detik lebih kepada suasana seperti dalam novel-novel Oscar Wilde dibanding karya Shakespeare dari segi kekarutan dan keremehannya.

Baca juga: Hitung Uang Rp 405 Miliar dari Najib Butuh Waktu 3 Hari dan 22 Petugas

Untungnya, ada orang-orang yang berani mengungkap kebenaran yang selama ini tertutupi. Mereka seperti malaikat yang membalas dendam, dengan niat yang kuat.

Pendukung Pakatan Harapan berkumpul di luar Istana Negara pada 11 Mei 2018 dalam acara pelantikan Perdana Menteri Tun Dr Mahathir MohamadCERITALAH/JOE KIT YONG Pendukung Pakatan Harapan berkumpul di luar Istana Negara pada 11 Mei 2018 dalam acara pelantikan Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad
Saya bukan salah seorang dari mereka, tetapi saya tentu tabik terhadap keberanian dan istikamah mereka. Kita amat berterima kasih pada mereka, karena tanpa mereka, perbuatan keji ini akan terus berlanjut, menjadikan negara kita sebagai bahan tertawaan dan hampir pasti akan jadi papa.

Terlepas dari ini, periode terakhir untuk mengadakan pemilu sudah dekat, saya mulai kembali ke Malaysia lebih sering. Fokus pada negara-negara bagian yang menjadi "medan perang" seperti Johor dan Kedah.

Pada saat itu, saya tidak menyadari bahwa seluruh negeri telah menjadi "medan perang", atau itu hanya direncanakan?

Pemimpin de-facto Partai Keadilan Rakyat (PKR), Anwar Ibrahim dibebaskan dari hukuman penjara pada 16 Mei 2018. Ia terlihat sedang menyapa pendukungnya di Petaling Jaya.CERITALAH/JOE KIT YONG Pemimpin de-facto Partai Keadilan Rakyat (PKR), Anwar Ibrahim dibebaskan dari hukuman penjara pada 16 Mei 2018. Ia terlihat sedang menyapa pendukungnya di Petaling Jaya.
Saya hadiri banyak ceramah Pakatan Harapan (PH). Banyak di antaranya diadakan di lapangan terbuka. Penceramahnya, termasuk yang mengejutkan adalah seorang pria berusia 92 tahun yang kelihatan lemah. Keberanian kata-kata mereka setelah bertahun-tahun telah memberi angin segar.

Setelah mendengar ceramah, saya mencari orang-orang biasa dan hanya mendengar cerita mereka. Ketika saya melakukannya, saya mulai merasakan suasana perasaan aneh dengan banyak keluhan.

Baca juga: Warga Malaysia Galang Donasi Bantu Lunasi Utang Negara Rp 3.500 Triliun

Sebagian besar pembicara mempertahankan pendapat mereka, tetapi mereka marah ketika mereka berbicara tentang harga makanan, pajak, pekerjaan, perumahan, dan transportasi.

Namun demikian, dalam kepahitan yang saya alami di akar rumput, para ahli strategi di Kuala Lumpur tampaknya tidak sadar dan tidak memperhatikan. Bagi mereka semua sudah "OK!".

Penulis Karim Raslan menunjukkan tinta yang menempel di jari telunjuknya setelah menggunakan hak suaranya pada 9 Mei 2018.CERITALAH/JOE KIT YONG Penulis Karim Raslan menunjukkan tinta yang menempel di jari telunjuknya setelah menggunakan hak suaranya pada 9 Mei 2018.
Dan kemudian pada tanggal 9 Mei, ketika saya sedang duduk di sebuah studio televisi menunggu dengan sabar untuk hasil pemilihan, saya menyaksikan sesuatu yang luar biasa dan bersejarah: transisi kekuasaan yang damai.

Tim KRA telah melakukan perjalanan ke seluruh negeri dan bersama dengan fotografer Joey Kitson telah memikat banyak kegembiraan.

Saya ingat pernah memikirkan setelah sesi maraton selama sepuluh jam di depan kamera: "Ya, kami, orang Malaysia pantas mendapat tepuk tangan. Kami telah menggulingkan pemerintahan korup di akhir hidupnya, dipenuhi dengan orang tua yang buruk, dan sekarang kami bisa merasakan perubahan peremajaan, mungkin kita akan melakukannya lagi pada 2023?"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com