Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/05/2018, 03:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Yonhap,AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae In dilaporkan menggelar rapat darurat pada Kamis (24/5/2018).

Rapat itu terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membatalkan pertemuan dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un.

Diwartakan Yonhap, rapat itu dilaksanakan di Cheong Wa Dae atau Gedung Biru, julukan kantor Kepresidenan Korsel, pukul 23.30 waktu setempat.

Hadir dalam pertemuan tersebut, kepala staf, penasihat keamanan nasional, kepala intelijen, kepala sekretaris pers, menteri luar negeri, menteri pertahanan, dan menteri unifikasi.

Baca juga: Trump Batalkan Pertemuannya dengan Kim Jong Un

Dalam pernyataannya saat rapat, Moon menyayangkan keputusan Trump yang memutuskan untuk menarik diri dari perundingan dengan Kim.

"Denuklirisasi di Semenanjung Korea dan perdamaian utuh merupakan tugas historis yang tidak bisa dibatalkan atau ditunda," kata Moon dilansir AFP.

Pemimpin 65 tahun itu menambahkan, saat sulit untuk mencari solusi jika memperhatikan komunikasi yang dilakukan Korut dan AS.

"Saya berharap kedua pemimpin bisa mengurai isu ini melalui dialog secara langsung dan lebih mendalam," beber Moon.

Sebelumnya, dalam surat yang dirilis Gedung Putih, presiden ke-45 AS itu menyatakan menggelar pertemuan empat mata nampaknya tidak akan terealisasikan.

"Melihat kemarahan yang Anda perlihatkan belakangan ini, saya merasa tidak tepat jika harus menggelar pertemuan," tuturnya.

Presiden 71 tahun itu juga menyinggung soal kemampuan nuklir yang selama ini dikatakan oleh Korut. Trump berkata kepunyaan AS jauh lebih besar.

" Nuklir kami jauh lebih hebat dan kuat sehingga saya harus berdoa kepada Tuhan supaya kami tidak perlu menggunakannya," ujarnya.

Trump melanjutkan, dia berharap dapat bertemu Kim suatu saat nanti. Dia merasa bakal terjadi dialog yang positif jika mereka bertemu.

Sikap Korut menjadi keras dalam dua pekan terakhir setelah AS dilaporkan menggelar latihan militer dengan Korsel.

Selain itu, Pyongyang juga tidak bisa menerima ucapan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, yang berujar penanganan nuklir Korut hanya bisa dilakukan lewat model Libya.

Korut kemudian membalas dengan tidak elok membandingkan kapasitas nuklir mereka dengan Libya. Korut mengklaim telah mencapai status sebagai pemilik senjata nuklir.

Latihan militer yang digelar dan ucapan Bolton membuat Korut melalui medianya, KCNA, mengancam bakal membatalkan pertemuan dengan AS.

Baca juga: Trump Peringatkan Korea Utara agar Tidak Bertindak Bodoh

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Yonhap,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com