Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Pesiar Milik Saddam Hussein, Kini Jadi Hotel untuk Pelaut

Kompas.com - 23/05/2018, 14:19 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Al Arabiya

BAGHDAD, KOMPAS.com - Sebuah ranjang berukuran besar, tirai sutra, dan kamar mandi berlapis emas, dan sebuah kursi cukur menanti untuk digunakan.

Perabotan mewah itu terdapat di sebuah kapal pesiar yang dibuat untuk mantan diktator Irak Saddam Hussein pada 1981.

Namun, Saddam tak pernah menikmati kenyamanan kapal pesiar itu. Kini kapal bernama "Basrah Breeze" itu malah menjadi penginapan para nakhoda kapal yang bersandar di pelabuhan Basra, Irak.

Sejak Saddam digulingkan usai invasi AS ke Irak pada 2003 dan digantung tiga tahun lalu, pemerintah Irak saat ini kebingungan untuk memanfaatkan kapal pesiar itu.

Baca juga: Jatuh dari Kapal Pesiar, WN Australia Hilang di Perairan Bintan

Sejak pemerintah Irak mendapatkan kembali kapal itu pada 2010 menyusul pertarungan hukum dan perjalanan ke luar negeri selama 30 tahun, kini sebagian besar waktu kapal itu dihabiskan di pelabuhan Basra.

Kapal ini dilengkapi  kamar presidentian suite dengan ruang kerja khusus untuk Saddam, ruang makan, dan ruang tidur di dalamnya.

Selain itu, kapal ini memiliki 17 kamar yang lebih kecil untuk para tamu, 18 kabin untuk kru, dan sebuah klinik. Dengan semua fasilutas tersebut kapal ini bernilai 30 juta dolar AS atau sekitar Rp 570,5 miliar.

Pemerintah Irak gagal mendapatkan pembeli untuk kapal itu dan selama dua tahun terakhir "Basrah Breeze" digunakan para peneliti kelautan dari Universitas Basra.

"Kapal kepresidenan itu masih dalam kondisi amat baik. Dua mesin dan generatornya berfungsi, hanya memerlukan perawatan rutin saja," kata Abdul-Zahra Abdul-Mahdi Saleh, kapten kapal pesiar itu.

Baca juga: Merasakan Sensasi Mewahnya Kapal Pesiar Terbesar Se-Asia Pasifik

Kini, pemerintah Irak memutuskan untuk secara permanen mengubah fungsi kapal itu sebagai hotel dan fasilitas rekreasi bagi para pelaut di Basra yang sebagian besar tinggal jauh dari rumah.

"Pelabuhan membutuhkan kapal sebagai tempat para nakhoda ini untuk beristirahat," kata juru bicara pelabuhan Basra, Anmar al-Safi.

Halaman:
Sumber Al Arabiya
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com