Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serang Kantor KPU Libya, ISIS Ingin Ganggu Pemilu di Timur Tengah

Kompas.com - 03/05/2018, 11:37 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

TRIPOLI, KOMPAS.com - Serangan bom bunuh diri meledak di kantor Komisi Pemilihan Umum Libya, di Tripoli, Rabu (2/5/2018), menewaskan 12 orang dan melukai 7 orang.

Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut.

Sebelumnya, pada bulan ini, juru bicara ISIS menyatakan kelompoknya mengincar serangan pada pemilihan umum di negara-negara Timur Tengah.

Menteri Dalam Negeri Libya, Abdelsalam Ashour mengatakan, dua pria bersenjata menyerang gedung KPU, menembak penjaga dan pejabat, kemudian meledakkan bom yang menempel pada tubuh mereka.

Baca juga : Gabung ISIS, 18 Perempuan asal Rusia Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup

Saksi mata menyatakan, tembakan dan dua suara ledakan terdengar, disusul oleh asap hitam yang mengepul dari markas KPU.

Aksi ISIS dilakukan ketika komunitas internasional meyakini pemilu akan membawa harapan kepada negara yang kacau balau sejak lengsernya diktator Moamer Kadhafi.

PBB, Uni Afrika, Liga Arab, dan Uni Eropa, pada dua hari sebelumnya, menekankan pentingnya pemilihan parlemen dan presiden di Libya.

KPU di Libya merupakan salah satu dari sedikit lembaga kredibel dan independen di negara tersebut. Ketua KPU Imed al-Sayeh menyatakan, basis data dari para pemilih berada di tempat yang aman.

Sebanyak 2,4 juta orang dari total 6 juta penduduk Libya telah mendaftarkan diri sejak Maret lalu sebagai pemilih dalam pemilu.

"Komisi masih kuat dan masih mampu untuk melaksanakan pemilihan," katanya.

Baca juga : 7 Perempuan Anggota ISIS di Libya Dibawa Pulang ke Sudan

Sebelumnya, pemilihan umum di Libya dilarang selama Kadhafi berkuasa. Kemudian, setelah dia lengser, pemilihan legislatif dilakukan pada 2012 dan 2014.

Namun, kekacauan di Libya terus berlanjut akibat eksistensi kelompok pemberontak.

Human Rights Watch memberi peringatan pada Maret lalu, negara tersebut tidak siap untuk melaksanakan pemilihan umum karena faktor politik, keadilan, keamanan, dan masih adanya pelecehan terhadap aktivis dan jurnalis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com