Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Cucu Adolf Hitler, Tukang Ledeng Perancis Jalani Tes DNA

Kompas.com - 23/04/2018, 20:43 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Mirror

PARIS, KOMPAS.com — Seorang tukang ledeng asal Perancis yang mengaku sebagai cucu Adolf Hitler segera menjalani tes DNA untuk membuktikan klaim tersebut.

Philippe Loret (62), nama tukang ledeng itu, bersikukuh ayahnya yang bernama Jean-Marie Loret adalah anak haram Adolf Hitler sebelum dia menjadi diktator Jerman.

Philippe yakin, neneknya Charlotte Lobjoie pernah memiliki hubungan dengan pemimpin Nazi itu, yang saat itu masih berpangkat kopral AD Jerman di saat bertempur di Perancis pada 1916.

Akibat pengakuan itu, sebuah stasiun televisi Rusia NTV mengambil sampel DNA Philippe dan membawanya ke Moskwa untuk dibandingkan dengan materi genetik dari sisa tubuh Hitler yang ditemukan pasukan Rusia di Berlin pada 1945.

Baca juga: Gelar Konser Perayaan Ultah Hitler, Dua Pria Polandia Ditahan

"Rusia, saya memohon bantuan," ujar Philippe seperti dikutip NTV.

Sementara itu, NTV mengatakan, badan arsip Rusia menyimpan potongan tulang rahang dan tengkorak Adolf Hitler.

"Sebuah materi genetik yang amat tepat untuk melakukan tes DNA yang akan membuktikan apakah kakek Philippe Loret adalah benar Adolf Hitler," demikian NTV.

Philippe mengatakan, banyak yang meragukan klaimnya itu, tetapi jika tes DNA terbukti negatif, dia tak bisa berbuat banyak.

"Jika positif, maka keyakinan saya akan terbukti. Sebenarnya hasil apa pun akan baik bagi saya," kata Philippe.

"Jika hasilnya negatif, saya harus mencari tahu siapa sebenarnya kakek saya. Satu hal yang saya inginkan yaitu kebenaran," tambah dia.

Meski demikian, Philippe menegaskan, terdapat sejumlah bukti yang menguatkan klaimnya tersebut.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Adolf Hitler, Pria Austria Pemimpin Nazi Jerman

Saat masih anak-anak, Philippe mengingat ayahnya kerap duduk di sampingnya dan enam saudaranya dan mengatakan, "Anak-anak, saya harus mengatakan ini kepada kalian. Kakek kalian adalah Adolf Hitler."

"Saat kami mendengar penjelasan itu, kami semua terdiam dan kami tak tahu harus bereaksi seperti apa," tambah dia.

Halaman:
Sumber Mirror
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com