Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pria Tidak Memperlakukan Kami seperti Manusia"

Kompas.com - 17/04/2018, 13:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - "Ayo! Ayo!" Begitulah kata yang diteriakkan oleh puluhan murid perempuan dalam bahasa Hindi ketika mereka mempelajari beberapa gerakan karate di Sekolah Navjeevan Sarvodaya Kanya Vidyalaya.

"Jangan tertawa!" teriak anggota Kepolisian Delhi, India, bernama Renu ketika beberapa murid itu melakukan gerakan sambil tertawa.

"Apakah mereka bakal tertawa ketika menyerang kalian? Kalian harus membalas dengan penuh kemarahan" tegas Renu kepada murid tersebut.

Setelah Renu mengatakan demikian, para murid tersebut langsung mengalihkan senyum dari wajah mereka, dan berlatih beberapa gerakan lebih semangat.

Dilaporkan New York Times Senin (16/4/2018), selama 10 hari, Renu mengajarkan gerakan gabungan dari karate, taekwondo, dan judo.

Baca juga : Hadiri Pernikahan, Pria di India Malah Perkosa dan Bunuh Gadis 7 Tahun

Kursus tersebut diajarkan untuk membekali para perempuan cara membela diri ketika mereka dalam situasi tindak kriminal.

Renu berujar, kursus tersebut diberikan setelah begitu maraknya pemberitaan akan terjadinya kasus pemerkosaan dan pembunuhan di India.

Para perempuan India mulai sadar untuk bertindak sejak kasus Jyoti Pandey Singh, perempuan yang tewas setelah diperkosa beramai-ramai di bus, mencuat pada 2012.

Kasus tersebut antara lain menimpa seorang bocah delapan tahun bernama Asifa Bano. Jenazahnya ditemukan di kawasan Jammu dan Kashmir pada 17 Januari lalu.

Kematian Bano sempat memicu perselisihan agama. Sebab, Bano berasal dari keluarga muslim. Sementara para pelaku yang berjumlah delapan orang beragama Hindu.

"Melalui kursus bela diri ini, kami mengharapkan para perempuan lebih dihormati di tempat publik," ujar Renu yang menambahkan, kursus itu diberikan para polwan.

Pada awal kursus, Renu mengajari mereka cara untuk berteriak meminta pertolongan. Cara itu penting jika korban berhadapan dengan lebih dari satu pelaku.

Kemudian, Renu memberikan sebuah simulasi ketika para peserta disergap oleh pelaku dari belakang ketika sedang berjalan sendiri.

Dalam sebuah video, para murid diajarkan berbagai teknik pukulan, tendangan, hingga bantingan, ketika pelaku mencekik leher mereka.

Kursus tersebut disambut baik oleh Mona Shamsher, salah satu murid. Dia mengaku tidak merasa aman ketika berjalan di ruang publik.

Sebab, tahun lalu, kakaknya menjadi korban serangan. "Para pria tidak memperlakukan kami seperti manusia. Jadi, kami merasa tidak aman," kata Shamsher.

Awal April ini, ketika sekolahnya menawari kursus bela diri, remaja berusia 16 tahun tersebut tidak menyia-nyiakannya.

"Mengikuti kursus ini memberikan saya kepercayaan diri. Selain itu, beberapa gerakannya juga cocok dengan berat badan saya," tukas Shamsher.

Baca juga : Gadis 8 Tahun di India Diperkosa dan Dibunuh, Picu Perdebatan Nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com