Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Serangan ISIS, Jasad Korban Penembakan di Pakistan Diarak

Kompas.com - 16/04/2018, 10:53 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP,Tribune

QUETTA, KOMPAS.com - Insiden penembakan terjadi di sebuah gereja di Quetta, Pakistan pada Minggu (15/4/2018). Peristiwa ini merupakan yang kedua kalinya terjadi pada area ini dalam satu bulan terakhir.

Kelompok cabang lokal dari Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Quetta, ibu kota provinsi Balochistan.

"Empat pria dengan mengendarai dua sepeda motor melepaskan tembakan dan membunuh dua orang, sementara tiga lainnya terluka," ujar petugas polisi setempat Abdul Razzaq Cheema kepada AFP.

Baca juga : Serangan Bom saat Pemakaman Anggota Pasukan Anti-ISIS, 25 Orang Tewas

Sementara itu, penyerang dilaporkan melarikan diri setelah penembakan terjadi. Korban bernama Rashid Khalid dan Azhar Iqbal meninggal saat perjalanan ke rumah sakit.

Di rumah sakit, tangisan pecah ketika keluarga korban tewas melihat dua jenazah yang ditutupi dengan selimut putih.

"Pada saat itu, tidak ada dokter senior di rumah sakit. Pasien ditangani orang yang bahkan tidak tahu bagaimana menangani luka tembak," kata salah satu saudara korban tewas, Parvez Masih.

Ratusan orang berunjuk rasa memprotes serangan tersebut. Sekitar 500 orang memblokade jalan dengan mengarak dua jenazah korban di tengah jalan.

"Kami bernegosiasi dengan mereka untuk membubarkan demonstran dan mengubur jenazah," kata pejabat setempat Javed Anwar Shawani.

Baca juga : Korban Tewas Serangan Bom Bunuh Diri di Gereja Pakistan Jadi 8 Orang

Pada 2 April lalu, pria bersenjata menghentikan becak beroda tiga di jalanan utama dan menembak mati empat orang yang berasal dari keluarga yang sama.

Pada Desember tahun lalu, dua pelaku bom bunuh diri menyerang gereja di Quetta yang dipenuhi dengan jemaat. Sebanyak 9 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.

ISIS telah menciptakan beberapa cabang di Pakistan dan Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP,Tribune
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com