DAMASKUS, KOMPAS.com - Media yang dikelola Pemerintah Suriah memberikan laporan awal mengenai jumlah korban pasca-serangan pertama Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Dilaporkan AFP Sabtu (14/4/2018), SANA memberitakan, terdapat tiga warga sipil terluka di Homs, kota yang terletak 162 kilometer di utara Damaskus.
Selain itu, beberapa rudal dilaporkan menghantam pusat penelitian di Barzeh, utara Damaskus. "Rudal tersebut menghancurkan laboratorium sains, serta pusat pelatihan," ulas SANA.
Baca juga : Akhirnya, AS Gelar Serangan Udara terhadap Suriah
Lebih lanjut, Kementerian Luar Negeri Suriah seperti dikutip SANA mengecam serangan tersebut yang disebut sebagai "agresi yang brutal dan barbar".
"Serangan ini melanggar hukum internasional, melanggar kehendak komunitas internasional, dan ditakdirkan untuk gagal," ujar kementerian.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangan kepada Suriah pada Jumat (13/4/2018) waktu setempat. Pengumuman AS diikuti oleh Inggris dan Perancis.
Serangan gabungan itu merupakan respon terhadap dugaan penggunaan senjata kimia yang disebut Trump sebagai sebuah "kejahatan seorang monster".
Senjata kimia jenis klorin itu digunakan rezim Bashar al-Assad kepada kelompok pemberontak di Douma, Ghouta Timur.
Akibat serangan klorin tersebut, pada pekan lalu petugas penyelamat di Ghouta menyebut lebih dari 40 warga sipil tewas, dan 11 lainnya mengeluh mengalami gangguan pernapasan.
Baca juga : Biaya Serangan Pertama AS ke Suriah Setara 30 Km Jalan Tol di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.