Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir 1.000 Terpidana Mati di Seluruh Dunia Dieksekusi Sepanjang 2017

Kompas.com - 12/04/2018, 16:31 WIB
Rizky Chandra Septania,
Ervan Hardoko

Tim Redaksi

Sumber Al Jazeera

LONDON, KOMPAS.com - Hampir 1.000 orang terpidana mati menjalani dieksekusi mati sepanjang tahun lalu.

Berdasarkan laporan kelompok penggiat HAM Amnesti Internasional, eksekusi hukuman mati paling banyak terjadi di Timur tengah.

Meski jumlah tahanan yang dieksekusi hampir menyentuh angka 1.000 orang, tetapi jumlah ini menurun empat persen dibanding 2016 yang mencapai 1.032 orang dieksekusi mati.

Dari 23 negara memberlakukan hukuman mati, posisi teratas ditempati negara-negara Timur Tengah.

Baca juga : Tembak Mati Adik Ipar, Kompol Fahrizal Terancam Hukuman Mati

Menurut catatan Amnesti Internasiona, Iran, Saudi Arabia, dan Irak tercatat sebagai tiga negara terbanyak yang menggelar eksekusi hukuman mati.

Secara umum, ketiga negara tersebut menyumbang 84 persen dari seluruh eksekusi mati di dunia.

Iran menjadi yang teratas dengan 507 orang terpidana mati dieksekusi, dengan sebagian besar dari mereka merupakan para narapidana kasus narkoba.

Dikutip dari Al Jazeera pada Kamis (12/4/2018), sebanyak 264 eksekusi hukuman mati di Timur Tengah dan Afrika Utara dialami para terpidana kasus narkoba.

Sementara di Arab Saudi, 40 persen hukuman mati dijatuhkan pada tersangka dengan kasus serupa. Dibandingkan 2016, angka ini naik sekitar 24 persen.

Menurut peneliti Amnesti Internasional, Oluwatosin Popoola, hukuman mati yang dilaksanakan di Timur Tengah dan Afrika Utara tidak memenuhi standar internasional dan tergolong sewenang-wenang.

Baca juga : Majikan Tenaga Kerja Filipina yang Tewas di Kuwait Dapat Hukuman Mati

Ia juga menyebutkan, sejumlah pemimpin negara Timur Tengah cenderung menggunakan hukuman mati sebagai cara cepat menyelesaikan masalah.

"Hukuman mati lebih dipilih sebagai penyelesaian mudah dari[ada menangani masalah mereka dengan kebijakan yang manusiawi, efektif, dan berdasarkan bukti," ujar Popoola.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com