Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Transgender Pertama Finlandia Melahirkan

Kompas.com - 04/04/2018, 19:47 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

HELSINKI, KOMPAS.com - Seorang perempuan Finlandia yang melakukan terapi hormon untuk menjadi pria trangender pertama negeri itu, melahirkan pada Rabu (4/4/2018).

Kabar ini memicu kontroversi terkait undang-undang yang mengharuskan seseorang "tidak subur" saat berganti kelamin.

"Bayinya berbobot hampir empat kilogram dan sepanjang 53 centimeters," kata pria transgender yang identitasnya dirahasiakan demi privasi keluarganya.

Pria transgender berusia 30 tahun itu secara legal mengubah jenis kelaminnya pada 2015 setelah menjalani terapi hormon testoteron selama beberapa tahun.

Baca juga : Marvia Malik, Pembawa Berita Transgender Pertama di Pakistan

Namun, dia memutuskan menunda operasi penggantian kelamin untuk menyempurnakan perubahan fisiknya, sebelum mencoba hamil dari suaminya.

Di bawah undang-undang Finlandia untuk terapi hormin, seseorang harus membuktikan dirinya "tidak subur" sebelum mengubah jenis kelaminnya dari perempuan menjadi pria.

Dalam praktiknya, unit-unit medis Finlandia menganggap para pasien transgender biasanya menjadi tak subur saat terapi testoterone dijalani dalam waktu panjang.

Namun, kesuburan itu bisa sewaktu-waktu kembali jika terapi hormon dihentikan.

Kasus yang terjadi para pria transgender ini menjadi tak lazim karena dia dan pasangannya tinggal di Helsinki tetapi memutuskan untuk menghentikan terapi hormon.

Saat terapi dihentikan, siklus menstruasi pria transgender itu datang kembali dan dia kembali menjadi subur.

"Apakah saya ingin masyarakat menentukan apa yang harus saya lakukan terhadap tubuh saya? Tak ada yang bisa menghentikan saya. Saya orang merdeka," kata dia dalam wawancara dengan harian Helsingin Sanomat saat tengah mengandung.

Baca juga : Trump Cabut Larangan Transgender Berdinas di Militer, tapi...

Finlandia adalah satu-satunya negara Nordik yang mengharuskan kondisi infertilitas bagi warga yang ingin mengubah kelaminnya.

Aturan ini memicu kritik dari sejumlah organisasi hak asasi manusia beberapa tahun belakangan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com