Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Presiden Ukraina: Rusia Harus Ditekan Lewat Militer

Kompas.com - 28/03/2018, 10:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky

KIEV, KOMPAS.com — Mantan Presiden Ukraina Viktor Yushchenko mengapresiasi langkah negara-negara di dunia yang mengumumkan pengusiran terhadap diplomat Rusia.

Saat ini, ada 26 negara di dunia yang telah menyatakan pengusiran terhadap lebih dari 130 diplomat Rusia.

Selain itu, organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) juga mengumumkan bahwa tujuh diplomat Kremlin harus keluar dari markas besar mereka di Brussels, Belgia.

Kemudian, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berkata bakal menangguhkan akreditasi terhadap tiga staf Rusia dan mengurangi misi Rusia dari 30 menjadi 20.

Tindakan mereka sebagai bentuk solidaritas terhadap Inggris yang menyebut Rusia sebagai dalang percobaan pembunuhan terhadap mantan agen ganda bernama Sergei Skripal.

Baca juga: 130 Diplomat Rusia Diusir dari Seluruh Dunia

Kepada Sky News, Selasa (27/3/2018), Yushchenko berkata bahwa sikap dunia yang menunjukkan solidaritas paling ditakuti Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Jika melihat keputusan 26 negara mengusir diplomat Rusia, ini merupakan reaksi paling keras terhadap kebijakan Putin dalam beberapa bulan terakhir," katanya.

Adapun Yushchenko, presiden periode 2005-2010, pernah menjadi korban percobaan pembunuhan saat pemilu presiden 2004.

Saat itu, pada Desember 2004, dalam tubuh Yushchenko ditemukan senyawa dioksin yang 6.000 kali lipat lebih banyak dari jumlah normal.

Yushchenko percaya bahwa Moskwa berusaha membunuhnya karena politisi 64 tahun tersebut berusaha mendekatkan Ukraina dengan Eropa.

Yushchenko memimpin "Revolusi Jingga", yakni serangkaian aksi protes dan kegiatan politik di Ukraina mulai November 2004 hingga Januari 2005.

"Saya sependapat dengan langkah Inggris. Saya senang karena dunia menunjukkan solidaritas kepada Inggris. Namun, langkah pengusiran masih belum cukup," ucap Yushchenko.

Mantan Perdana Menteri Ukraina periode 1999-2001 itu berkata, pendekatan diplomatik memang diperlukan untuk menghentikan "Negeri Beruang Merah".

"Namun, kita juga harus membicarakan komponen keterlibatan militer. Jika melihat kebijakan Rusia selama 15 tahun terakhir, itu sangat berbahaya," ujarnya.

Lebih lanjut, setelah mengumumkan pengusiran, Yushchenko berpendapat, negara di dunia bisa melanjutkannya dengan tekanan ekonomi.

Halaman:
Sumber Sky
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com